Pesawat Lion Air Jatuh Dekat 'Kuburan' Kapal-kapal Kuno Berisi Harta Karun di Laut Jawa
Tidak hanya kapal-kapal berusia ratusan tahun bahkan kapal-kapal yang tenggelam era modern pun karam di perairan tersebut.
Editor: Hendra Gunawan
Pada pencarian hari ke-3, Tim SAR mendeteksi benda mirip badan pesawat Lion Air.
Namun, saat dilakukan penyelaman, yang ditemukan justru sebuah kapal kayu yang karam hingga rangka kapal yang sudah usang.
Informasi yang dihimpun, pengangkatan BMKT sempat dilakukan di perairan Karawang pada 2008 oleh PT Paradigma Sejahtera, perairan Cirebon pada 2004 hingga perairan Kabupaten Subang.
Sebut saja Darta (47), warga Kampung Tangkolak Desa Sukakerta Kecamatan Cilamaya Kabupaten Karawang adalah satu dari sekian penyelam tradisional yang mengaku sempat menemukan dua keping koin emas bertuliskan VOC di perairan Karawang.
"Sudah saya serahkan ke Panitia Nsional Pengangkatan dan Pemanfaatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam pada 2008, waktu iut saya menemukan dua koin emas VOC, bentuknya sudah usang tapi diyakini itu koin emas," ujar Darta saat ditemui di kawasan Desa Sukakerta Kecamatan Cilamaya, belum lama ini.
Desa itu berjarak waktu sekitar kurang dua jam dari Desa Tanjung Pakis Kecamatan Pakis Jaya Kabupaten Karawang, lokasi posko pencarian pesawat Lion Air.
Ia mengatakan, sudah menyelam saat usianya 20-an pada 1995.
Kemampuannya itu ia dapat secara turun temurun dari orang tuanya yang terbiasa menyelam di lautan secara tradisional.
"Menyelam bisa dua jam, menyelam tradisional pakai kompresor," ujar Darta.
Tradisi menyelam itu bukan semata-mata mencari harta karun di tengah bangkai kapang.
Melainkan untuk memasang perangkap ikan bentuk bubu di tengah laut di kedalaman sampai 20 meter.
"Pasang bubu, cuma di sela penyelaman ini suka menemukan bangkai kapal an di sekitar bangkai kapal suka aa temuan-temuan (benda cagar budaya)," ujarnya.
Kini, ia sudah tidak ingin lagi menyelam ke dasar laut karena potensi bahaya yang sangat tinggi. Apalagi, alat selam tradisional menggunakan kompresor biasa.
"Enggak mau saya, mending usaha biasa saja. Dulu sekali menyelam dapat Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu tapi bahayanya tinggi," kata dia.
Ia membenarkan perairan Karawang dipenuhi bangkai-bangkai kapal yang karam sejak ratusan tahun lalu.
"Kalau perairan Karawang sampai Cirebon ini banyak kapal karam, bagi pemasang bubu di tengah laut mah sering lihat mulai dari Tanjung Pakis sampai Blanakan Subang sana," katanya.