Pesan Terakhir Syachrul: Takdir Sangat Rapi Tersusun Kehendak Allah, Lalu Kapan Giliran Kita Pergi?
Sebelum kepergiannya, Syachrul sempat mengirimkan pesan kepada istrinya melalui WhatsApp. Dia pamit akan menuju titik koordinat penyelaman.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nur Ika Anisa
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Meninggalnya Syachrul alias Anto (48), seorang relawan penyelam yang membantu evakuasi pesawat Lion Air JT-610 menyisakan tangis duka dari keluarganya.
Sebelum kepergiannya, Syachrul sempat mengirimkan pesan kepada istrinya melalui WhatsApp.
Bapak satu anak ini pamit akan menuju titik koordinat penyelaman.
"Dia selalu kirim foto bersama timnya dan akan ke lokasi. Terakhir saya berat ngelepasin dia berangkat, tapi dia selalu tidak bisa dilarang kalau mau pergi seperti ini," kata istri korban, Lyan Kurniawati di rumah duka, Jalan Bendul Merisi, Surabaya, Sabtu (3/11/2018).
Saat mengirim foto tim dan pamit penyelaman, Syachrul juga mengirim kata-kata puisi tentang keluarga korban Lion Air untuk Lyan.
Berikut isinya:
"Allah menyeleksi dengan perhitungan yang tak pernah salah. Mereka ditakdirkan dalam satu janjian berjamaah. Takdir seperti itu tanpa dibedakan usia. Proses pembelian tiket, check in, terbang dan sampai akhir perjalanan Lion Air hari ini, hanya sebuah proses jalan untuk pulang menjumpai takdir yang tertulis di Lahul Mahfuz," pesan Syahcrul Anto.
"Sebuah catatan yang tak pernah kita lihat, tapi kita jumpai. Takdir sangatlah rapi tersusun kehendak Allah tak terjangkau dengan akal manusia . Allahuakbar..," tambahnya.
"Lalu kapan giliran kita pergi? Hanya Allah yang tahu. Kesadaran iman kita berkata bersiap setiap saat, kapanpun dan dalam keadaan apapun," lanjut Anto.
Puisi tersebut dikirimkan Anto saat berada di Karawang bersama tim bersiap melakukan penyelaman.
Kata-kata tersebut membuat Lyan Kurniawati kembali menangis.
Ia tak menyangka pesan tersebut menjadi pesan terakhir suaminya.
"Dia bilang 'waktu mati itu sudah ditentukan kok takut'. Dia bilang itu," tutur Lyan lalu kembali menangis.
Diberitakan sebelumnya, Syachrul Idris alias Anto (48) meninggal dunia Jumat (2/11/2018), sekitar pukul 20.00 WIB.
Anto pergi tugas menjadi relawan penyelam untuk evakuasi dan mencari pesawat JT-610 di Perairan Karawang, Jawa Barat.
Kepergian tugasnya diantar Lyan Kurniawati dan anaknya, dari Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta ke Jakarta, Rabu (31/10/2018).
Saat ini jenazah korban disemayamkan di pemakaman Islam yang berjarak sekitar 100 meter dari rumah duka.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Pesan Terakhir Penyelam yang Gugur Saat Cari Lion Air, ke Istri: Jalan untuk Pulang Menjumpai Takdir