Ada Tiga Orang Menagih Utang Sebelum Didik Dan Istri Ditemukan Tewas
Pasangan suami istri yang diduga korban pembunuhan, Didik (56) dan Suprihatin (50) dikenal warga mempunyai usaha pengurusan STNK.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Pasangan suami istri yang diduga korban pembunuhan, Didik (56) dan Suprihatin (50) dikenal warga mempunyai usaha pengurusan STNK.
Usaha ini dimulai saat samping kanan rumahnya dimanfaatkan untuk kantor Samsat wilayah selatan, lebih dari lima tahun silam.
Saat kantor Samsat ini pindah, Didik dan Suprihatin melanjutkan usaha ini hingga sekarang.
Namun belakangan tetangga sering melihat orang datang untuk menagih STNK ke Didik dan istrinya.
Seperti diungkapkan seorang warga bernama Ngapani (50), yang rumahnya agak berjauhan dari rumah Didik.
Menurutnya pada hari Selasa datang dua orang laki-laki dan seorang perempuan.
Keduanya menagih utang ke Didik dan Suprihatin.
"Tahunya mereka bertiga mampir ngopi di warkop depan rumah itu," ungkap Ngapani.
Di warung kopi inilah ketiga orang itu cerita baru saja menagih utang.
Namun ketiganya kesulitan, karena Suprihatin justru menangis.
"Mereka bilang, ditagih utang baik-baik kok malah nangis. Saya kan yang susah," ucap Ngapani menirukan tiga orang itu.
Setelah itu ketiganya pergi. Informasi lain yang didapat dari antara tetangga, sempat terjadi pertengkaran dari dalam rumah.
Suprihatin sempat terdengar berteriak. Namun kejadian itu tidak sampai mengundang kedatangan warga sekitar.
Didik dan Suprihatin ditemukan tewas bersimbah darah, Kamis (8/11/2018) selepas Magrib.
Keduanya diduga tewas dibunuh. Dari hasil olah TKP, ada bekas pukulan benda tumpul di belakang kepala Didik.
Rencananya hari ini, Jumat (9/11/2018) sekitarnya pukul 14.00 WIB jenazah keduanya akan diotopsi. (David Yohanes)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Sebelum Suami Istri di Tulungagung Itu Tewas Bersimbah Darah, Ada 3 Orang Datang Tagih Hutang,