Cara Polisi Temukan HS, Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi
Polisi menyamar dan bekerja sama dengan pemilik tempat kos demi temukan HS, pelaku pembunuhan satu Keluarga di Bekasi.
Penulis: Fitriana Andriyani
Editor: Fathul Amanah
TRIBUNNEWS.COM - Polisi berhasil menangkap tersangka pelaku pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Kamis (15/11/2018).
Tersangka pelaku pembunuhan tersebut pria berinisial HS yang ditangkap di kawasan Tasikmalaya, Jawa Barat.
Ia ditangkap setelah polisi melihat mobil Nissan X-Trail bernomor polisi B 1075 UOC milik korban ditemukan di tempat tinggal HS, Rabu (14/11/2018).
"Setelah kita dalami dan penyelidikan berkaitan dengan mobil itu bisa berada di kos-kosan berasal dari penyelidikan manual tim yang di sana", kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/11/2018).
"Kita mendapatkan kendaraan itu ternyata dibawa saudara berinisial HS, kemudian HS ini kita cari, kita lidik keberadaannya di mana," lanjutnya dilansir dari Warta Kota.
Baca: Wakapolda Metro Jaya Sebut Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Terancam Hukuman Mati
Diketahui, HS tinggal di sebuah rumah kos daerah Kampung Rawa Lintah, Desa Mekar Mukti, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.
Penangkapan HS oleh kepolisian di rumah kos tersebut atas dasar laporan dari anak pemilik kos.
Alif Baihaqi (28), anak pemilik rumah kos mengatakan terduga pelaku itu meninggalkan mobilnya usai membayar uang muka sebesar Rp 400 ribu dari biaya sewa kontrakan Rp 900 ribu.
"Aturan kami biasanya pesan dulu, kalau sudah nempatin baru harus lunasi. Dalam catatan namanya HS itu dan nomor telponnya juga ada. Dia titip mobil, malam balik lagi mau ambil barang," kata Alif kepada Warta Kota, Kamis (15/11/2018).
Alif tidak mencurigai bahwa mobil yang ditipkan itu adalah mobil yang diambil dari korban pembunuhan satu keluarga di Bekasi yang sedang dicari polisi.
Alif mencocokkan nomor polisi dan jenis mobil milik korban pembunuhan satu keluarga tersebut.
Sebelumnya, saat pembayaran uang muka, Alif meminta nomor telepon HS.
Baca: Fakta Penangkapan Terduga Pelaku Pembunuhan Keluarga di Bekasi, Skenario Polisi hingga Pakai Linggis
"Setelah benar itu mobil milik korban, saya kasih nomor telepon itu ke pihak kepolisian langsung nelepon begitu," katanya.
Kemudian pihak kepolisian datang ke lokasi dan mengatur strategi dengan Alif.
Polisi meminta Alif memancing HS agar datang ke rumah Alif untuk segera melunasi kekurangan sewa rumah kosnya.
"Ikuti arahan polisi, kami pancing terduga pelaku karena kami pegang nomor teleponnya. Kami telepon dan SMS agar segera melunasi kekurangannya. HS itu balas nantinya ditransfer via m-banking dan dia minta nomor rekening kami," jelasnya.
"Nah dari situ polisi langsung melacak keberadaan HS. Informasi ada di Bandung, lalu ketangkap di Garut atau Tasikmalaya infonya si begitu," katanya.
Pihak kepolisian kala itu juga sempat menyamar dan diam-diam menunggu pelaku kembali ke rumah kos.
Polisi kemudian menggeledah kamar kos HS, di dalam kamar polisi menemukan celana hitam HS yang terdapat bercak darah.
"Di kamarnya ditemukan celana warna hitam panjang yang ada darahnya. Ini semua sudah kami ambil darahnya sebagai sampel dan akan kami cocokkan. Nanti labfor menggunakan pemeriksaan ilmiah," ujar Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/11/2018).
Bercak darah juga ditemukan di mobil X-Trail milik korban yang dikendarai HS.
Selain itu juga ditemukan di gagang pintu kanan mobil, pedal gas, seat belt, hingga karpet di bagian bawah kursi sopir.
Baca: Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Sering Dihina Korban Sampai Dibangunkan dengan Kaki
"Nanti kami cek hasil labfor, karena tadi pagi kami sudah melakukan olah TKP di mobil, ternyata kami temukan HP korban dua buah ada di situ, ada darahnya di HP tersebut lalu kami ambil untuk labfor," papar Argo Yuwono.
Polisi masih menunggu hasil labfor darah yang ada di mobil, kamas kos HS, dan TKP apakah ada kesamaan atau tidak.
Setelah ditangkap dan diselidiki, meski sempat mengelak HS mengaku telah membunuh satu keluarga tersebut.
Ia membunuh Diperum Nainggolan dan Maya Ambarita menggunakan linggis, sedangkan Sarah dan Arya Nainggolan dibekap hingga tewas.
Linggis itu kemudian ia buang di daerah Kalimalang untuk menghilangkan jejak.
"Ya HS membuang linggis tersebut," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, saat dikonfirmasi, Jumat (16/11/2018).
Diketahui bahwa HS masih memiliki hubungan saudara dengan korban Maya Ambarita.
"HS ini masih ada sehubungan saudara dengan korban yang perempuan," ujar Argo.
Argo mengatakan bahwa HS berumur di bawah 30 tahun dan menganggur selama tiga bulan.
HS kerap menginap di rumah korban yang berada di Bojong Nangka, Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat.
"Dia kadang-kadang memang tidur di kos-kosan itu," ungkap Argo.
(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)