Kisah 8 TKI Kabur dari Malaysia, Jalan Kaki 3 Hari Lamanya ke Entikong hingga Dipulangkan ke Aceh
Sebelum diamankan oleh pihak kepolisian di Entikong, 8 TKI itu melarikan diri dari sebuah perusahaan perkebunan sawit di Malaysia.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Delapan orang korban Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal asal Aceh yang melarikan diri dari perusahaan sawit di Malaysia melalui hutan ke wilayah Entikong, Kalimantan Barat berhasil dipulangkan.
Pemulangan dilakukan oleh Dinas Sosial bersama Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3KI) Aceh melalui Bandara Sultan Iskandar Muda.
"Mereka berhasil kita pulangkan ke Aceh setelah berkoordinasi dengan pihak kepolisian di Etikong dan BP3TKI di sana," kata Kepala Dinas Sosial Aceh, Alkhudri saat menyambut kedatangan delapan orang korban TKI Ilegal di bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar, Jumat (16/11/2018) malam.
Menurut Alkhudri, sebelum diamankan oleh pihak kepolisian di Kecamatan Entikong, Kalimantan Barat, Indonesia, delapan korban TKI ilegal itu melarikan diri dari sebuah perusahaan perkebunan sawit di Malaysia.
Baca: Lagi, 8 TKI Aceh Kabur dari Malaysia, Jalan Kaki 3 Hari Lewat Hutan Sampai di Kawasan Entikong
Mereka lalu kabur ke hutan dengan berjalan kaki selama beberapa hari. Di hutan, mereka sempat kelaparan.
"Mereka lari dari perkebunan sawit di Malaysia melewati hutan, kemudian sampai di Etikong, Kalimantan Barat, mereka diamankan oleh Polsek setempat," katanya.
Setelah diamankan Polsek setempat, diketahui mereka sudah bekerja selama tiga bulan di perkebunan sawit di Sarawak, Malaysia.
Namun, mereka memilih kabur karena upah yang diterima tidak sesuai dengan yang dijanjikan sebelumnya oleh agen tenaga kerja ilegal.
Ano, satu dari delapan korban TKI ilegal yang berhasil melarikan diri dari perkebunan sawit di Malaysia itu awalnya mengaku tertarik untuk menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia karena diiming-imingi mendapat upah kerja yang besar.
Baca: Ruhut Sitompul Belanja di Pasar Kadipolo Solo, Uang Rp 100 Ribu Beli Tempe, Sayuran hingga Ayam
Bahkan, seluruh biaya keberangkatan dan paspor mereka ditanggung oleh agen hingga sampai ke tempat tujuan.
"Kami pergi menggunakan paspor wisata, seluruh biaya gratis sampai tujuan, gaji dijanjikan awal 4.000 ringgit Malaysia (RM) per bulan, tapi setelah kami kerja selama tiga bulan hanya dibayar 55 RM per bulan, sehingga kami memilih untuk kabur," kata Ano. (Kompas.com/Raja Umar)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kabur dari Malaysia, 8 TKI Kelaparan di Hutan hingga Dipulangkan ke Aceh"