Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hasto Kristiyanto dan Djarot Uji Coba 'Wisuda Prajurit' di Atas Api Abadi Kayangan Api

Mungkin tak banyak yang tahu tempat prajurit Kerajaan Singasari dan Majapahit diwisuda.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Hasto Kristiyanto dan Djarot Uji Coba 'Wisuda Prajurit' di Atas Api Abadi Kayangan Api
Ist/Tribunnews.com
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengunjungi lokasi api abadi 'Kayangan Api' di Kawasan Hutan Lindung Desa Sendangharjo, Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur pada Minggu (17/11/2018) malam. 

TRIBUNNEWS.COM, BOJONEGORO - Mungkin tak banyak yang tahu tempat prajurit Kerajaan Singasari dan Majapahit diwisuda.

Di atas tumpukan batu yang dengan api yang menyala-nyala.

Lokasinya di Kawasan Hutan Lindung Desa Sendangharjo, Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Namanya Kayangan Api.

Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto berkesempatan mengunjungi lokasi api abadi itu pada Minggu (17/11/2018) malam.

Dia ditemani Bupati Bojonegoro Anna Muawwanah, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, Anggota DPR RI Abidin Fikri, serta puluhan jurnalis.

Semuanya antusias, mencoba mengulangi ritual wisuda prajurit seperti di masa lalu.

Baca: Hasto: Menangkan Jokowi-Maruf dan Masa Depan Indonesia

Naik ke tumpukan batu, merasakan udara panas yang muncul. Hasto Kristiyanto bahkan sempat menahan panas sambil menyatukan kedua telapak tangan di depan dadanya.

Berita Rekomendasi

Kata Hasto, dalam sejarah peradaban Nusantara, Kerajaan Singasari dan Majapahit menggunakan api abadi itu untuk membuat pusaka bagi satria-satria Nusantara.

"Yang diambil adalah ruhnya sehingga punya keberianian, mereka punya api semangat," kata Hasto.

Djarot menambahkan, Pasukan Bhayangkara dari Singasari dan Majapahit, setelah dilatih, akan dibawa ke lokasi api abadi itu. Mereka diwisuda di sana. Eksotisme api dan lokasi di sekitarnya benar-benar membangun semangat.

"Coba naik ke atasnya, kita tak terbakar, namun terasa hangat. Rasanya seperti diselimuti semangat aura api di dada kita. Dan itu semua untuk pengabdian ke Tanah Air. Mungkin itu juga filosofi yang hendak digunakan untuk bala tentara Bhayangkara jaman dulu," beber Djarot.

Apapun itu, Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa kini lokasi itu adalah salah satu ritus kebudayaan dan diarahkan menjadi wilayah wisata. Diapun berharap agar Pemerintah Kabupaten Bojonegoro makin mempercantik lokasinya.

"Nanti akan dipenuhi juga dengan taman-taman bunga," kata Hasto.

Bupati Anna Muawwanah mengatakan pihaknya akan melengkapi lokasi itu dengan tempat untuk bersemedi.

Dengan begitu, pengunjung juga bisa datang bila ingin melakukan introspeksi diri, merefleksikan jalan kehidupannya. Selain itu, dipikirkan juga agar lokasi di sekitarnya menjadi ajang olahraga alam.

"Nanti mungkin sebagian besar kami akan adakan kegiatan olahraga biar ini makin semarak dan terus ada pengunjungnya," kata Anna.

Sejauh ini, pengunjung paling banyak datang pada malam hari. Memang pada malam hari, kata Anna, keaslian dan indahnya lokasi itu terlihat jelas.

Saat ini, jumlah pengunjung perbulan baru di kisaran 1000 orang. "Nanti kami tingkatkan jadi 10 ribu lah," ujar Bupati Anna, asal PKB itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas