Videonya Panasnya Ditonton Rama-ramai di Kelas, Nasib Siswi SMA di Karawang Memprihatinkan
olres Karawang, Jawa Barat, mulai mengungkap penyebaran video mesum oknum pelajar SMA Negeri di Karawang
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG - Polres Karawang, Jawa Barat, mulai mengungkap penyebaran video mesum oknum pelajar SMA Negeri di Karawang dengan salah seorang oknum mahasiswa yang sempat beredar secara berantai di sejumlah grup media sosial.
"Video mesum (pelajar SMA Karawang) itu dibuat sekitar Juli 2018," kata Kapolres Karawang AKBP Slamet Waloya dalam ekspos pengungkapan kasus di Mapolres Karawang, seperti dikutip kantor berita Antara, Rabu (21/11/2018).
Saat ini pihak kepolisian baru menetapkan seorang tersangka berinisial M dalam kasus penyebaran video mesum tersebut, yakni seorang oknum mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Indramayu.
Dari pengungkapan sementara, mahasiswa ini merupakan pemeran dalam video mesum yang terbagi dua bagian, satu video berdurasi dua menit dan satu video lagi berdurasi satu menit.
Sedangkan wanita yang berperan dalam video yang berinisial AR ialah pelajar salah satu SMA Negeri di Karawang yang juga disebut-sebut mantan finalis Mojang Jejaka (Moka) Karawang.
Nasib AR (16) itu kini memprihatinkan.
Ia undur diri dari sekolah. Saat ini AR tidak berada di Karawang.
"Bersangkutan (siswi AR) sudah mengundurkan diri dari sekolah," kata Kapolres.
Dalam kasus ini, polisi menetapkan AR sebagai korban. AR dinilai tidak menyebarkan video mesumnya.
Kapolres menjelaskan adegan mesum yang dilakukan pasangan pelajar dan mahasiswa tersebut dilakukan di sebuah hotel di wilayah Karawang Barat.
Setelah melakukan adegan mesum pada Juli 2018, korban berinisial AR meminta rekaman adegan mesum itu ke tersangka M dengan cara dikirim melalui handphone androidnya.
Video adegan mesum itupun dikirimkan dan akhirnya sampai ke handphone android milik AR.
Kemudian tanpa sepengatuan AR, rekaman video itu dikirimkan ke handphone temannya yang berinisial B.
Selanjutnya, tersebarlah video mesum tersebut di kalangan pelajar sekolah tersebut hingga ke luar sekolah melalui pesan berantai media sosial.