Jalur Penghubung Putus, Rumah Terkubur Longsor
Longsor berawal dari sekitar kawasan pertambangan PT ABM, yang lokasinya tidak jauh dari jalur penghubung tersebut
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, KUTAI KARTANEGARA - Jalur utama penghubung Sangasanga-Muara Jawa putus akibat tanah longsor.
Kejadian itu terjadi sekitar pukul 14.00 Wita, Kamis (29/11) siang tadi, saat arus lalu lintas di jalur tersebut sedang ramai-ramainya.
Jalur yang terputus yakni jalan Kawasan, RT 9, Kelurahan Jawa, Kecamatan Sanga Sanga, Kutai Kartanegara.
Dari informasi yang dihimpun, longsor berawal dari sekitar kawasan pertambangan PT ABM, yang lokasinya tidak jauh dari jalur penghubung tersebut.
Longsoran terjadi dengan perlahan, hingga akhirnya memutus jalanan, dengan jarak terjadinya longsor sekitar 25 menit, bahkan diketahui saat ini tanah terus bergerak.
Selain membuat jalur transportasi darat terputus, akibat kejadian itu juga membuat lima unit rumah warga yang berada di pinggir jalan terkubur longsor.
Beruntung, akibat kejadian itu tidak ada korban jiwa.
Nita (31), salah satu warga rumahnya berada dekat di lokasi kejadian mengaku, saat itu dirinya tengah tidur siang bersama dua anaknya. Lalu, terbangun akibat suara teriakan warga yang melihat tanah longsor.
Baca: Gara-gara Longsor, Badan Yuyun Gemetar Ketika Hujan Mengguyur
"Sedang tidur. Saat bangun, depan rumah saya sudah hilang. Lalu saya bawa anak keluar, menjauh dari rumah," ucapnya sambil terisak tangis, Kamis (29/11/2018).
Sama halnya dengan Nita, Edison (36) pemilik rumah makan Padang juga harus meninggalkan rumah dan tempat usahanya.
Bahkan, saat kejadian itu dirinya sedang melayani sekitar 6-7 pelanggan, yang membuatnya harus segera berkemas menyelematkan diri.
"Sedang ada pelanggan yang makan, pelan pelan longsornya, dari belakang (kawasan tambang) ambruknya pelan, tapi saat di depan ambruknya cepat," jelasnya.
Dari pantauan TRIBUNKALTIM.CO di lokasi kejadian, tanah terus bergerak. Bahkan, tali pembatas yang dibuat oleh kepolisian terus diperluas.
Kendati sedang ada musibah, namun warga terus berdatangan ke lokasi guna mengabadikan dan melihat langsung longsor terjadi.
Sedangkan warga lainnya, tengah memindahkan harta bendanya ke tempat yang aman. (*)