BPP Jatim Klaim PA 212 Dekatkan Prabowo-Sandiaga dengan NU dan Muhammadiyah
Sekarang ini tidak bisa diklaim bahwa 212 bukan NU atau Muhammadiyah. Rasanya batas-batas itu lebih cair
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Jatim pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menanggapi santai pernyataan pimpinan LSI, Denny JA, bahwa kedekatan Prabowo dengan Presidium Alumni (PA) 212 akan menjauhkan capres nomor 02 tersebut dengan dua ormas besar, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Arief Hari Setiawan, anggota Dewan Pembina BPP Jatim menyatakan, PA 212 merupakan sebuah gerakan yang di dalamnya berisi masyarakat dari berbagai organisasi, termasuk NU dan Muhammadiyah.
"Sekarang ini tidak bisa diklaim bahwa 212 bukan NU atau Muhammadiyah. Rasanya batas-batas itu lebih cair," kata Arief kepada Surya.co.id, Selasa (4/11/2018) ketika dikonfirmasi di Surabaya.
Pun demikian pula dengan NU dan Muhammadiyah yang menurutnya bukan sebagai organisasi politik yang berafiliasi dengan capres tertentu.
"Artinya, kami masih punya harapan dan persepsi tidak serta merta begitu. NU dan Muhammadiyah jauh dari ini atau itu," kata Arief.
"Yang saya tahu, konsep dua ormas ini kan nonpolitis. Khitohnya begitu. Jadi, apa yang distatement-kan soal itu (arah dukungan) sepertinya juga belum tentu," lanjutnya menguraikan.
Pria yang juga menjabat Ketua DPW PKS Jatim ini menegaskan, yang terjadi justru sebaliknya. Dengan kedekatan Prabowo bersama massa 212 justru membawa kedekatan dengan pemilih di Jatim.
"Di Jawa Timur, (kedekatan) itu menambah signifikansi. Dengan catatan, NU dan Muhammadiyah memiliki konsepsi sendiri tentang politis," kata Arief.
Menurutnya, aksi reuni 212 yang baru selesai dilaksanakan Minggu (2/12/2018) silam justru menjadi tonggak kebangkita persatuan umat.
"Selama ini yang didengungkan (Aksi 212) kan semangat persatuan, toleransi, dan demokrasi," tegas Arief.
Dengan semangat itu, gerakan ini merupakan gerakan keumatan yang tak bisa dimobilisir oleh satupun tokoh kiai. Termasuk, Habib Rizieq Sihab.
"Habib Rizieq pun mengatakan bahwa gerakan bukan karena beliau melainkan karena kesadaran umat," kata Arief.
"Kalau fair melihat gerakan itu, apakah anarkis? Apa ada ajakan memecah belah NKRI? Apakah ada seruan menjelekkan agama lain? Kan tidak ada," kata Arief.
Dengan demikian, ia lantas menyebut bahwa aksi 212 tak laik dianalogikan dengan perpecahan.