Tradisi Leluhur Suku Dayak Wehea yang Masih Lestari, Tamu Disambut, dan Diberi Gelang Persaudaraan
Upaya melestarikan tradisi dan kebudayaan leluhur tetap dilakukan masyarakat pedalaman Kutai Timur ini sering ditampilkan pada momen-momen tertentu.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Anita K Wardhani
Gelang manek itu terdiri dari tiga buah manik-manik. 1 berwarna hitam. 2 berwarna merah. Serta tali yang berwarna merah.
Tim Ekspedisi Cerita dari Hutan lalu dipersilakan masuk ke dalam Gedung Pertemuan Desa Adat (Lamin) dan menyaksikan para gadis Dayak menarikan tarian khas Dayak Wehea.
Ledjie mengatakan, upacara adat untuk menyambut tamu-tamu atau orang tertentu yang masuk wilayah Desa Adat Wehea.
"Sesaji kepada para penguasa kampung, penguasa wilayah supaya kita memohon kepada mereka agar melindung para tamu dan melindungi masyarakat yang ada disini. Semoga sehat dan selamat panjang umur," kata Ledjie Taq.
Untuk pengikatan gelang manek, ia menceritakan pengikatan gelang manik sebagai lambang perlindungan dari hal-hal yang negatif selama berada di kawasan Wehea.
"Gelang manek nya itu ada 2 biji warna merah, ada 1 biji hitam. Itu mempunyai arti bahwa hitam membuat kita tidak kelihatan iblis tertentu dan yang merah dirangkai dengan benang merah diharapkan pemakai sehat dan selamat," ungkap Ledjie Taq.
Selain itu, gelang manek juga sebagai simbol persaudaraan antara tamu yang hadir dengan penduduk sekitar.
"Gelang manek diharapkan mengikat persaudaraan antara para tamu dan penduduk," jelasnya.