Tinggal di Bukit, Dedi dan Keluarga Terpaksa Meminum Air Mentah Langsung dari Sungai
Dedi, pengungsi yang berada di atas Bukit Curug Putri, mengungkapkan dia dan keluarganya harus meminum air mentah langsung dari sungai.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
"Siang gini, banyak yang pulang ke rumah. Kalau sudah sore nanti ke atas lagi," ucapnya sembari terus berjalan mengantarkan tim Tribun untuk menuju lokasi pengungsian.
Selama dua hari ini, sama sekali tidak ada bantuan yang dapat mengakses mereka yang berada di bukit.
Bukan hanya bantuan, wartawan yang datang untuk mengabarkan kondisi mereka pun tidak ada. Sehingga, keberadaan para pengungsi kurang terekspos.
"Padahal di sini jumlahnya ratusan orang dan tidak ada bantuan yang sampai ke atas," jelasnya.
Sepengetahuan dirinya, terdapat warga dua kampung yang berada di atas bukit.
Baca: Vero Si Anjing Pelacak Temukan 2 Jenazah Tertimbun Puing Bangunan
Mereka menyebar dari satu saung ke saung lain.
Ada yang berada di perjalanan setengah jam dari kampungnya, ada juga yang harus menempuh perjalanan dua jam dari tempat tinggal mereka sebelumnya.
Bukan tidak berusaha, Sapuri mengaku sudah meminta pihak-pihak relawan yang ada di Desa Sambolo dan Susukan untuk menyalurkan bantuan ke atas bukit.
Namun, usaha belum menuai hasil. Relawan masih memberikan bantuan di wilayah terdampak tsunami yang berada di pesisir pantai.
"Siapapun lah kalau sudah seperti ini. Saya tidak memilih siapa membantu siapa. Kalau bisa yang di atas ini didahulukan karena lokasinya jauh dari mana-mana dan kebanyakan dari mereka masih sangat trauma untuk pulang ke rumah," katanya berharap.(tribunnews/amriyono)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.