Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebelum Tsunami Terjadi, Nelayan di Makassar Saksikan Fenomena Ini ke Arah Selat Sunda

Tsunami dimungkinkan akibat longsor bawah laut karena pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Sebelum Tsunami Terjadi, Nelayan di Makassar Saksikan Fenomena Ini ke Arah Selat Sunda
Makassar Info
Gumpalan aneh di langit sebelum bencana tsunami terjadi di Selat Sunda seperti disaksikan nelayan di Makassar dan diunggah akun Makassar Info di Instagram. 

Letusan gunung berapi maupun angin ribut atau angin topan besar juga tak tampak di peristiwa ini. “Semuanya seperti biasa-biasa saja tapi tiba-tiba air naik dan naik lagi dengan kuat sehingga menyebabkan banyak kerugian dan juga mencabut nyawa manusia,” ungkapnya.

Nugroho lantas memaparkan, bencana tsunami Selat Sunda sebelumnya juga pernah terjadi pada tahun 1883 silam.

Bahkan, bencana itu lebih dahsyat dari bencana kemarin. Tsunami besar terjadi setelah Gunung Krakatau meletus, dan menelan korban hingga ribuan nyawa.

“Namun demikian kejadiannya kan sekarang berbeda. Tidak ada kejadian letusan gunung api yang besar. Ada letusan kecil saja tapi itu menyebabkan tsunami yang cukup besar,” kata Nugroho.

Kondisi bangunan di tepi Pantai Anyer yang sudah porak poranda pasca diterjang tsunami.
Kondisi bangunan di tepi Pantai Anyer yang sudah porak poranda pasca diterjang tsunami. (Twitter/@jamesmassola)
Mengutip Kompas.com, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menduga ada dua peristiwa yang memungkinkan menjadi pemicu gelombang tsunami yang terjadi di Selat Sunda ini.

Kemungkinan itu adalah karena adanya aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau atau bisa juga disebabkan oleh gelombang tinggi akibat faktor cuaca di perairan Selat Sunda.

Sementara itu, Volkanolog ITB Dr Mirzam Abdurachman memaparkan bahwa aktivitas Gunung Anak Krakatau ini terus terjadi akhir-akhir ini.

BERITA TERKAIT

Menurutnya, terdapat lebih dari 400 letusan kecil terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

"Letusan besar terjadi pukul 18.00 WIB dan terus berlanjut hingga pagi ini. Bahkan letusannya terdengar hingga Pulau Sebesi yang berjarak lebih dari 10 km arah timur laut seperti di laporkan tim patroli," papar Mirzam dalam keterangan tertulisnya, Minggu (23/12/2018).

Lebih lanjut Mirzam mengatakan, gunung yang terletak di tengah laut ataupun yang berada di pinggir pantai seperti Gunung Anak Krakatau ini sewaktu-waktu dapat sangat berpotensi menghasilkan volcanogenic tsunami.

"Volcanogenic tsunami bisa terbentuk karena perubahan volume laut secara tiba-tiba akibat letusan gunung api," terangnya.

Mirzam juga memaparkan, terdapat empat mekanisme yang menyebabkan terjadinya volcanogenic tsunami.

Pertama, kolapnya kolom air akibat letusan gunung api yang berada di laut. Sebagai gambaran, ini terjadi seperti ketika meletuskan balon pelampung di dalam kolam yang menyebabkan riak air di sekitarnya.

Dua, pembentukan kaldera akibat letusan besar gunung api di laut menyebabkan perubahan kesetimbangan volume air secara tiba-tiba.

Halaman
123
Sumber: Tribun Sumsel
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas