Mamasa Diguncang Gempa, Ini Imbuan BPBD
Penelitian yang di lakukan BMKG tanah yang ada di Mamasa, pada bagian atas tanah merah dan dibawahnya ada batu cadas
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Timur, Herson Bonggakaraeng
TRIBUNNEWS.COM, MAMASA - Gempa yang terjadi di Mamasa sejak akhir tahun lalu sempat membuat panik penduduk di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.
Tapi kehidupan masyarakat mamasa sudah mulai normal walau kadang masih digoncang gempa, itu sudah di anggap biasa bagi masyarakat.
Saat dikonfirmasi di kantornya Jl Poros Bubunbatu, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat terkait dengan gempa yang masih sering terjadi Kepala Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Daud Sattu mengatakan, gempa yang terjadi di mamasa adalah bagian dari yang terjadi di Palu.
Istilahnya di Palu itu induknya dan di Mamasa ini ranting rantingnya.
"Tapi menurut BMKG tidak akan ada gempa terjadi sebesar di Palu, itu penjelasan dari BMKG. Kemudian tanah yang ada di Mamasa beda dengan tanah yang ada di palu,"ujarnya kepada tribunmamasa.com, Jumat, 4/1/2019 siang tadi.
Ia melanjutkan, menurut penelitian yang di lakukan BMKG tanah yang ada di Mamasa, pada bagian atas tanah merah dan dibawahnya ada batu cadas.
Ini berbeda dengan tanah yang ada di Palu, yang dibawah tanahnya berair dan berpasir. Sehingga mudah bergeser atau bergerak. itu penjelasan dari BMKG,"tegasnya.
Sehubungan dengan likuifakasi sangat kecil kemungkinannya terjadi di Mamasa beda dengan di Palu.
Kemudian mengenai gempa yang masih terjadi, tidak ada yang bisa prediksi kapan terjadi dan kapn berakhir hanya kita tetap waspada dan apa bila terjadi gempa jangan panik,"pungkasnya.
Apa lagi kalau kita lihat sekarang grafiknya mulai agak menurun dan kita tidak tahu kapan berhentinya.
Kalau berdasarkan gempa yang terjadi didaerah - daerah lain khususnya yang terjadi di Halmahera itu pernah, terjadi 3 bulan.