Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Petani Berburu Hama Tikus di Martapura, Dalam Semalam Tangkap Ribuan Ekor

Mereka bahu-membahu mengejar dan menangkap tikus secara manual dengan cara ditangkap dengan tangan atau dipukul pakai balok kayu.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kisah Petani Berburu Hama Tikus di Martapura, Dalam Semalam Tangkap Ribuan Ekor
Banjarmasin Post/Ida Royani
Inilah ribuan ekor tikus di Desa Tambakhanyar yang berhasil ditangkap pada kegiatan gropyokan yang dilakukan hingga dinihari sejak Minggu (13/01/2019) hinga Senin kemarin 

TRIBUNNEWS.COM, MARTAPURA - Pemberangusan hama tikus makin digencarkan oleh kalangan petani di Kabupaten Banjar.

Bahkan di antara mereka rela begadang hingga menjelang subuh untuk memburu binatang perusak tanaman padi tersebut.

Kegiatan itu dilakukan oleh anggota Kelompok Tani Harapan Makmur dan empat poktan lainnya yang ada di Desa Tambakanyar, Kecamatan Martapura Timur.

Bersama kalangan penyuluh dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) setempat, mereka turun ke lokasi persawahan, Minggu (13/01/2019) malam hingga menjelang subuh atau sekitar pukul 03.00 Wita.

Turut serta pada kegiatan perburuan hama tikus (gropyokan) tersebut yakni dari unsur muspika, perwakilan dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Banjar, dan Dinas Peternakan dan Perkebunan Banjar.

Mereka bahu-membahu mengejar dan menangkap hama tikus secara manual dengan cara ditangkap dengan tangan atau dipukul pakai balok kayu.

Sedangkang hama tikus yang bersembunyi di pepohonan ditembak dengan senapan angin.

Berita Rekomendasi

Tanpa menghiraukan lelah letih, mereka kembali turun ke sawah, Senin (14/01/2019) pukul 06.00 Wita hingga 09.00 Wita.

Hasilnya lumayan, sebanyak 2.236 ekor tikus yang berhasil ditangkap secara manual. Selanjutnya binatang pengganggu ini dikumpulkan dan dikubur.

"Itu murni tangkapan yang dilakukan secara manual. Sedangkan pembasmian tikus melalui pengumpanan rodentisida (racun tikus) dan emposan tidak bisa terdeksi dengan jumlah hitunngan. Jadi, tikus yang terbasmi jumlahnya jauh lebih banyak," ucap Kepala BPP Martapura Timur Budi Santoso.

Guna menyemangati kalangan petani memburu hama tikus, lanjut Budi, pihaknya memberikan hadiah terhadap perolehan terbanyak. Sebanyak 13 peserta yang mampu menangkap tikus dalam jumlah banyak.

Sumber biaya kegiatan tersebut dari swadaya masyarakat (petani), BPP, dan PPL setempat. Sedikitnya 50 orang yang terlibat pada kegiatan perburuan tikus itu.

Lebih lanjut Budi mengatakan kegiatan pemberangusan hama tikus dilaksanakan secara berkelanjutan sejak sepuluh tahun lalu. Namun kegiatan secara besar-besaran mulai dilaksanakan sejak dua tahun lalu.

Penggencaran kegiatan tersebut untuk membebaskan Martapura Timur dari serangan hama tikus.

Kegiatan serupa beberapa hari lalu juga dilakukan oleh petani di Desa Sungaibatang, Kecamatan Martapura Barat. Beberapa jam dimulai sejak pukuk 08.00 Wita, sedikitnya saat itu berhasil menangkap 103 ekor tikus.

Langkah serupa juga dilakukan petani di Desa Tajaulandung dan Kelerengbenteng Ilir, Kecamatan Sungaitabuk, pekan lalu.

Kepala Dinas TPH Banjar HM Fachry mengatakan saat ini memang momen tepat untuk membasmi tikus.

Ini menyusul tingginya genangan air di persawahan yang menenggelamkan lubang-lubang persembunyian tikus di pematang sawah.

Binatang pengerat ini keluar dari lubang dan mencari tempat yang aman seperti di permukaan pematang serta di pepohonan.

Berbagai upaya dilakukan guna mengeksekusi hama utama tanaman padi tersebut. Mulai dari kegiatan gropyokan (penangkapan secara manual), pengumpanan, dan pengasapan.

Namun saat ini pengasapan tidak memungkinkan karena rata-rata pematang sawah kebanjiran dan hama tikus keluar dari lubang-lubang persembunyian.

Kalangan petani di Banjar antusias dengan kegiatan gropyokan yang di-support Dinas TPH Banjar karena mampu menyemangati sekaligus mengompakkan petani dari berbagai desa.

"Bagus sekali, kalau perlu sering-sering dilakukan secara bersama-sama agar lebih banyak lagi tikus yang terbasmi," ucap Rahman, petani Sugaitabuk. (banjarmasinpost.co.id/Ida Royani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas