Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penuhi Nazar, Amirudin Jalan Kaki dari Sumut ke Banyuwangi untuk Sujud di Kaki Ibunya

Ia bercerita, dia melakukan perjalanan itu untuk memenuhi nazar karena penyakit lumpuhnya secara ajaib sembuh.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Penuhi Nazar, Amirudin Jalan Kaki dari Sumut ke Banyuwangi untuk Sujud di Kaki Ibunya
surabaya.tribunnews.com/sutono
Amiruddin saat singgah di Jombang, Jawa Timur. Amiruddin jalan kaki dari Sumatera Utara ke Banyuwangi untuk memenuhi nazar mencium kaki sang ibu. 

Memasuki pertengahan bulan ketujuh sejak dia lumpuh. Malam itu, Amir menunaikan Salat Tahajud. Dalam doanya, Amir bernazar akan berjalan kaki menuju rumahnya ibudanya di Banyuwangi jika ia diberi kesembuhan.

"Saya nazar, bertekad jalan kaki ke rumah Ibu, ingin sujud di kaki Ibu, perempuan yang telah melahirkan saya. Itu nazar saya. Sebagai anak, saya merasa punya banyak salah kepada ibu," kata Amir.

Keajaiban datang keesokan. Malam dia bernazar itu, tiba-tiba paginya Amir bisa mengangkat kaki untuk jalan. Pelan-pelan saya bisa berjalan normal. "Sejak itu, saya menyusun rencana untuk memenuhi nazar saya," ungkap Amir.

Maka pada 20 November 2018, tepat peringatan Maulid Nabi, dia berangkat dari rumah. Amir hanya membawa dua pasang pakaian ganti. Satu pasang ia kenakan, satu pasang ia taruh di dalam tas.

"Saya tidak bawa uang sepeser pun. Tapi, tekat saya sudah bulat. Saya punya niat baik, saya pasrah. Hidup mati ada di tangan Allah," ucapnya. Meski tidak membawa bekal, ada saja orang memberinya makan atau uang meski dia tidak pernah meminta.

Tetapi tak semua orang berlaku baik. Ceritanya, di Riau, ia sempat menemukan sebuah dompet di jalan. Merasa bukan haknya, Amirt mengembalikan dompet itu kepada pemilik, sesuai alamat yang tertera di kartu identitas di dalam dompet.

"Namun, siapa sangka, saya malah dituduh pencopet dompet tersebut. Saya sabar saja dan meneruskan perjalanan," kata Amir lirih.

Berita Rekomendasi

Pernah juga sesampainya di Bandar Lampung, ia dua kali dipalak preman dan dipukuli, sampai kemudian dilerai polisi. Kemudian sesampainya di Pelabuhan Bakauheni Lampung, Amir tak punya uang guna membeli tiket kapal menyeberangi Selat Sunda ke Pulau Jawa.

Tapi di luar dugaan dia dibantu seorang polisi. "Polisi itu membawa saya menyeberangi lautan secara gratis," ujar Amir tersenyum.

Selama berada di perjalanan, Amir hampir selalu menginap di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang dilintasi. Ia mengaku hanya sekali menginap di luar SPBU, yakni di teras warung yang sudah tutup, di Lampung.

Perjalanan kaki Amir ternyata menjadi viral di social media (media sosial/medsos). Meski tak paham internet, Amir merasakan dampak positif dari medsos.

"Awalnya, ada yang datang, ambil foto sembari ngobrol. Setelah itu, banyak sekali orang baik datang. Terutama setelah saya memasuki kawasan Jawa Tengah. Tiba-tiba ada mobil berhenti dan mengulurkan uang," ucapnya.

Kedatangan Amir di Jombang juga disambut sejumlah netizen. Tarie, netizen Jombang mengaku memberikan doa, dorongan moral dan spirit kepada Amirudin agar semua usaha menemui ibundanya di Banyuwangi berjalan lancar dan kisahnya berujung bahagia.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Demi Sujud di Kaki Ibu, Amiruddin Jalan Kaki dari Sumut ke Banyuwangi. Kisahnya Viral di Medsos

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas