Ganjar Pranowo: Kurangi Sampah Plastik, Bawa Gembes dari Rumah
Penemuan bangkai paus yang terdampar di Pantai Pulau Kapota, Wakatobi, Sulawesi Tenggara cukup menggemparkan.
Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Content Writer
Penemuan bangkai paus yang terdampar di Pantai Pulau Kapota, Wakatobi, Sulawesi Tenggara cukup menggemparkan. Saat dibedah, kurang lebih enam kilogram sampah plastik ditemukan di perutnya.
Hal ini yang kemudian menginspirasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan kampanye. Salah satu caranya, menggunakan gembes sendiri dalam segala aktifitas dikampanyekan Ganjar. Kemanapun pergi, orang nomor satu di Jawa Tengah ini selalu membawa dua gembes hitam bergambar Batman dan National Geographic.
Ganjar mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya di Jateng untuk membawa gembes atau kemasan minuman sendiri ke manapun pergi. Terdamparnya paus kerap terjadi di Indonesia dan sampah plastik ditemukan memenuhi perut paus.
Peristiwa ini yang kemudian membangkitkan kesadaran untuk berhenti konsumsi air minum kemasan plastik sekali pakai.
Meski terkesan sepele, namun jika semua masyarakat Jateng membawa gembes, tumbler atau kemasan minum lainnya sendiri, akan berdampak pada berkurangnya sampah plastik dari air kemasan sekali pakai.
Ganjar resah dengan banyaknya bencana yang ditimbulkan dari sampah plastik. Mulai banjir yang terjadi di sejumlah daerah akibat banyak saluran drainase tersumbat sampah yang didominasi plastik, hingga rusaknya ekosistem di laut akibat sampah plastik.
Lebih mengejutkannya lagi, Indonesia disebut penghasil sampah plastik terbesar kedua dunia setelah China.
"Banjir terjadi akibat banyaknya sampah. Sampah plastik sampai ke laut, paus mati setelah dibuka perutnya ternyata ditemukan plastik di dalamnya. Ikan Cucut, cucutnya terlilit plastik sampai mati. Penyu terjepit plastik sampai melembung dan mati. Ini yang terjadi, ekosistem sudah rusak," katanya, Senin (21/1/2018).
Sampah plastik merupakan salah satu sampah yang sulit terurai. Sebagai polutan, plastik dari mulai ukuran kecil hingga yang besar memiliki sifat tahan terhadap degradasi alami karena struktur kimia yang dimiliki.
Polutan yang paling banyak ditemukan di lingkungan tanah maupun air adalah plastik. Ganjar kembali meminta agar masyarakat membiasakan diri untuk menghindari penggunaan plastik. Mulai dari hal sederhana dengan membawa gembes sendiri.
"Kalau minum besok bawa gembes, tumbler bawa sendiri. Gelas mulai dipakai lagi, mulai masak air lagi, itu baik. Kita kurangi karena plastiknya luar biasa," terangnya.
Agar kampanye anti plastiknya diikuti masyarakat, Ganjar kemudian memamerkan gembes yang dia miliki melalui video blog (vlog) yang diunggahnya di akun sosial media. Tak hanya itu, di ruang kerja ganjar juga tidak disediakan air minum kemasan.
Untuk kebutuhan minum tamu, disediakan gelas dan teko. "Tamu kami persilakan menuang sendiri. Plastiknya tidak ada. Mana gembesmu mana tumblermu, ini punyaku," ujar dia.
Ganjar mendorong seluruh pegawai di lingkungan Pemprov Jateng membawa gembes atau tumbler sendiri.
"Kalau hari ini orang geger sampah plastik dan menggunakan minuman kemasan. Sekarang di Pemprov kita dorong bawa gembes, tumbler," katanya.
Sejumlah karyawan di lingkungan Pemprov Jateng terlihat setiap hari membawa gembes yang diselipkan di tas punggungnya, maupun ditenteng ketika makan siang di warung makan maupun kantin. Warna gembes pun yang dibawa beragam bentuk dan warnanya.
Ada yang bermotif batik, klasik, ada tulisan quotes, galon mini, kotak tipis seperti buku dan bentuk menarik lainnya.
"Kalau membawa gembes, sudah lama. Saya selalu membawa gembes dua. Satu berisi air putih, yang satu berisi kopi. Saya suka ngopi," ujar Andy, salah satu ASN di lingkungan Pemprov Jateng.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.