Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Pengabdian Suami Istri Mengajar di Pedalaman OKU, Dibayar 10 KG Kopi Setahun

Ismahidi (50) bersama istrinya Nelidawati (45) merupakan petani kopi di Talang Way Lagan, Desa Bumi Kawah, Oku

Editor: Sugiyarto
zoom-in Kisah Pengabdian Suami Istri Mengajar di Pedalaman OKU, Dibayar 10 KG Kopi Setahun
iSTIMEWA
Ismahidi (50) bersama istrinya Nelidawati (45) merupakan petani kopi di Talang Way Lagan, Desa Bumi Kawah, Kecamatan Lengkiti, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) mengajar di pedalaman. 

TRIBUNNEWS.COM,BATURAJA - Bukan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Ismahidi (50) bersama istrinya Nelidawati (45) merupakan petani kopi di Talang Way Lagan, Desa Bumi Kawah, Kecamatan Lengkiti, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).

Namun, semangat dan perhatian keduanya terhadap dunia pendidikan patut diacungi jempol. Meski dengan keterbatasan fasilitas keduanya mengabdikan diri sebagai tenaga pengajar/guru di salah satu sekolah swasta di dalam talang atau daerah jauh dari pusat kota.

Lokasi mereka mengajar di SD Swasta Beringin Jaya. Jumlah murid ada lebih kurang 34 siswa/siswi. Terdiri dari kelas 1 sampai 6. Lokasi SD tersebut di Talang Way Lagan, Kec Lengkiti.

Untuk menuju ke sana dari Baturaja OKU memeberlukan waktu berjam-jam baru sampai di Bumi Kawa.

Selanjutnya menuju talang lokasi SD memerlukan waktu satu jam. Jika hujan deras mengguyur bisa lebih lama lagi, dikarenakan medan jalan belum memadai.

Dari informasi yang diterima di lapangan, keduanya diketahui sudah belasan tahun mengajar di SD Swasta Beringin Jaya lokasinya di sebuah talang itu.

Meski sudah lama mengabdi tanpa honor yang pasti layaknya guru-guru honor atau guru swasta lainnya, tapi nasib dan kesejahteraan Bu Ida dan Pak Is ini tak banyak diketahui dunia luar.

Berita Rekomendasi

Sampai anak mereka bernama Ulantika atau akrab dipanggil Ulan, mem-posting status di media sosial facebook menceritakan nasib orangtuanya itu, lengkap dengan unggahan foto-foto kondisi kegiatan belajar mengajar dan gedung sekolah.

“Saya kasihan dengan ibu dan bapak saya. Mereka ada di talang dan tidak mengerti apa-apa untuk memperjuangkan nasib dan kesejahteraan mereka. Keduanya mengajar tapi tidak pernah mendapatkan honor tetap setiap bulannya dari yayasan," cerita Ulan saat dihubungi, Minggu (20/1).

Pernah kata dia pihak yayasan menyampaikan uang Rp 2,5 juta pada Mei 2017 lalu. Tapi itu bukan gaji. Katanya bantuan untuk sekolah.

Dari Januari 2017 sampai Januari 2019 ini orangtua saya tak pernah ngecap (mendapat) gaji.

Tribun Sumsel belum dapat menjumpai kedua suami istri tersebut. Namun Minggu (20/1/2019) malam berhasil mewawancarai Ulan yang merupakan putri pertama dari Ismahidi istrinya Nelidawati.

Ulan menceritakan, Ibu dan bapaknya mengajar dari kelas satu sampai kelas enam. Karena kondisi di pelosok, kadang murid-muridnya harus terlambat sampai sekolah.

Lokasi sekolah lebih kurang satu jam dari pusat Desa Bumi Kawah. "Hal itu masih dimaklumi," katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Sumsel
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas