Banjir di Kudus, Warga Mulai Mengeluh Gangguan Kesehatan Ini
Sebagian besar kediaman mereka telah ditinggikan agar air tidak menggenangi dalam rumah saat terjadi banjir
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rifqi Gozali
TRIBUNNEWS.COM, KUDUS - Sudah tiga hari permukiman warga di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, tergenang banjir. Sebagian warga juga sudah mengungsi di balai desa. Warga mulai terserang penyakit gata-gatal.
Dari pantauan Tribun Jateng, Selasa (29/1/2019), sebagian besar warga masih mendiami rumah mereka. Sementara warga yang mengungsi yaitu mereka yang rumahnya tergenang.
Ada yang mengungsi di balai desa, ada juga yang memilih tinggal bersama kerabat yang tidak rumahnya tidak tergenang banjir.
Muslih (40) warga RT 6 RW 3 Desa Jati Wetan mengatakan, banjir yang terjadi saat di Desa Jati Wetan terjadi setiap musim hujan. Kontan, warga sudah terbiasa dengn kondisi tersebut.
Sebagian besar kediaman mereka telah ditinggikan agar air tidak menggenangi dalam rumah saat terjadi banjir.
Baca: Warga Pulau Sebesi dan Sebuku di Pengungsian Mulai Terserang ISPA dan Gatal-gatal
"Sebagian warga yang mengungsi karena rumahnya belum ditinggikan," kata Muslih.
Bidan Desa Jati Wetan, Yunia Anzayanti mengatakan, pihaknya telah memeriksa kondisi kesehatan warga utamanya balita. Pemeriksaan itu dilakukan bersama dengan petugas dari dinas kesehatan.
"Sebagian sudah mengeluh merasakan gatal-gatal, karena banjir sudah 3 hari ini," katanya.
Baca: Terhalang Restu Keluarga BTP, Pernikahan Ahok Terancam Batal, Ayah Puput Nastiti Devi: Urusan Dia
Sementara, Camat Jati Andreas Wahyu Adi mengatakan, jumlah pengungsi di Balai Desa Jati Wetan saat ini bertambah. Kalau sebelumnya hanya 24 jiwa yang mengungsi, kini bertambah menjadi 237 jiwa.
"Saat ini, yang jelas kami imbau keselamatam jiwa setiap warga. Kami imbau untuk mengungsi karena lebih terjamin," kata Andreas.
Untuk kebutuhan logistik, lanjutnya, pihaknya telah menyiapkannya.
"Logistik di pengungsian sudah siap. Di sana juga ada petugas yang jaga," kata Andreas.
Menurutnya, banjir baru akan surut ketika debit air di Sungai Wulan menurun. Sungai tersebut berada di sebelah permukiman warga. Ketika debit tinggi maka air yang menggenangi Jati Wetan tak bisa dibuang menggunakan pompa ke Sungai Wulan.
"Kalaupun bisa dibuang ke Sungai Wulan, itu sangat sangat minim. Bisa dibuang ke Sungai Wulan bisa maksimal kalau debit air sungai menurun," jelasnya.