Bentrok Dua Kelompok Pemuda di Subulussalam Berakhir Damai
Pertikaian dua kelompok pemuda yang berujung bentrokan fisik di Kecamatan Rundeng, Kota Subulusalam, Minggu (3/2/2019) malam, berakhir damai.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Serambi, Khalidin
TRIBUNNEWS.COM, SUBULUSSALAM - Pertikaian dua kelompok pemuda yang berujung bentrokan fisik di Kecamatan Rundeng, Kota Subulusalam, Minggu (3/2/2019) malam, berakhir damai setelah dilakukan mediasi antara kedua pihak.
Kapolsek Rundeng, Ipda Mulyadi, Senin (4/2/2019) mengatakan, kedua kubu pemuda dari dua desa yang bertikai, sepakat tidak mengulangi kejadian yang sama.
Kemudian jika ada salah satu kelompok yang memulai, maka akan diproses sesuai hukum berlaku.
Selanjutnya, kedua desa akan menjalin hubungan yang lebih baik, dan kedua desa akan membantu biaya pengobatan kepada korban luka yang terkena lemparan batu.
Kapolsek Rundeng menambahkan, selain berdamai di mapolsek, akan ada proses perdamaian lagi di tingkat desa.
Baca: Tim Kuasa Hukum Siapkan Rumah Khusus Milik Surya Dani di Surabaya untuk Vanessa Angel
"Alhamdulillah, setelah dimediasi, dua kubu pemuda yang bertikai sudah berdamai. Nanti di desa juga ada dilakukan proses perdamaian," ujar Ipda Mulyadi.
Secara terpisah, sejumlah sumber menyampaikan jika bentrok antardua kubu pemuda di sana sudah kerap terjadi.
Namun, peristiwa tadi malam merupakan yang paling parah.
Sumber menjelaskan, perselisihan pemuda dua desa bertetangga ini dinilai sebagai dendam ‘berkarat’.
Tak jelas awal mula yang membuat kedua kubu pemuda sering bertikai. Namun bentrok kerap terjadi di sana, meski dalam skala kecil dan dipicu hal-hal sepele.
Sebagai informasi, Desa Belukur Makmur dengan Lae Mate, berada sangat berdekatan, hanya terpaut ratusan meter.
Desa Lae Mate ini merupakan perkampungan baru yang dibuka saat konflik Aceh 2002 lalu.
Sebelumnya, lokasi permukiman warga Desa Lae Mate berada cukup jauh, yakni di atas aliran Sungai Souraya.
Baca: Dipicu Saling Ejek, Puluhan Pemuda di Dua Desa di Subulussalam Bentrok
Konflik Aceh pada 2002 membuat seluruh masyarakat di bantaran Lae Souraya mengungsi, termasuk waegta Lae Mate.
Umumnya, lokasi pengungsian berada di wilayah Rundeng, termasuk kawasan Desa Lae Mate yang kini bersebelahan dengan Desa Belukur Makmur.
Jalan masuk ke permukiman Desa Lae Mate pun harus melewati wilayah Belukur Makmur.
Artikel ini telah tayang di Serambinews.com dengan judul Polisi Damaikan Bentrokan Dua Kubu Pemuda di Subulussalam, Ini Kesepakatannya