Tidak Punya KTP ataupun KK, Mbah Panen Tidak Dapat Bantuan Pemerintah
akan membantu Mbah Panen untuk memperoleh bantuan dari pemerintah, dengan proses awal pembuatan identitas.
Editor: Eko Sutriyanto
Rumah milik Mbah Panen dapat dikatakan jauh dari kata layak huni.
Rumah yang lebih mirip disebut gubuk ini berada di samping kandang sapi ini berukuran 3 x 4 meter.
Kondisi dalam rumah juga sangat jauh dari kata rumah sehat.
Tidak ada kamar mandi di dalam rumah Mbah Panen, sehingga ia terpaksa melakukan kegiatan mandi, cuci dan kakus (MCK) di kamar mandi milik saudaranya yang berada di depan rumahnya.
Di dalam rumah itu, Mbah Panen hidup seorang diri, ada seekor ayam dan seekor kucing peliharaannya yang menemaninya di rumah.
Dahulu Mbah Panen sempat menikah dan memiliki suami namun kandas dalam perceraian.
"Saya dulu pernah menikah, tapi cerai," kata mbah Panen kepada TribunSolo.com.
Menurut Tulus, selama ini dia dan saudaranya yang memenuhi kebutuhan mbah panen.
"Kalau ada apa-apa mbah Panen lebih sering meminta bantuan saya, saya dan saudara yang lain yang memberi makan dan uang," katanya.
Mbah Panen seakan menerima kondisinya tersebut, dia pernah diajak tinggal bersama keponakannya tapi mengaku tidak kerasan.
"Dulu pas sakit pernah di rumah saya, tapi pas sudah sembuh, dia bilang tidak kerasan dan balik lagi ke rumahnya."
"Saya dan saudara yang lain siap menampung Mbah Panen, tapi Mbah Panen yang tidak mau," katanya.
Selama ini, menurut Tulus, Mbah Panen tidak banyak mengeluh, hanya dia sering mengatakan kalau atap rumahnya bocor saat hujan.
Untuk meringankan beban Mbah Panen, Lembaga Amil Zakat Nasional, Lazismu menyiapkan dana Rp 15 juta untuk membangunkan rumah layak huni.
Lazismu akan membuatkan rumah baru untuk mbah Panen di depan rumahnya yang lama.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.