Sales Ponsel Dihukum Lari Keliling Alun-alun, Makan Garam dan Terasi, Ini Klarifikasi Perusahaan
OPPO Indonesia menelusuri laporan perlakuan terhadap staff sales di Tuban pada 26 Februari 2019. Staf dihukum lari, makan garam dan terasi
Editor: Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, TUBAN - Oppo Indonesia sedang menelusuri laporan dugaan perlakuan tidak menyenangkan yang menimpa staf sales di Tuban yang melapor ke Polres. Oppo Indonesia menyesalkan peristiwa itu bila benar terjadi karena sangat bertentangan dengan nilai-nilai perusahaan.
Staf sales ponsel di Tuban itu yang melapor telah diperlakukan tak selayaknya oleh perusahaan karena target penjualan tak tercapai.
Aryo Meidianto, PR Manager Oppo Indonesia, melalui pernyataan tertulis yang dikirim ke redaksi Surya Online, mengatakan bahwa perusahaannya sedang menelusuri laporan dugaan perlakuan tidak menyenangkan tersebut.
"Kami sedang menelusuri laporan dugaan perlakuan tidak menyenangkan terhadap staff sales kami di Tuban pada 26 Februari 2019. Kejadian tersebut, jika benar, sangat bertentangan dengan nilai-nilai perusahaan," kata Aryo Meidianto, Kamis (28/2/2019).
"Kami menanggapi laporan ini dengan serius dan telah memulai investigasi internal untuk kejadian ini. Kami juga telah memberikan skorsing terhadap supervisor yang terlibat dalam kejadian tersebut sambil menunggu hasil penyelidikan," tulisnya.
Dia juga menegaskan bahwa perusahaan menghormati dan menghargai semua karyawan dan berusaha untuk memastikan seluruh kegiatan operasi sesuai dengan hukum dan peraturan setempat.
Seperti diberitakan sebelumnya, Gemilang Indra Yuliarti (24), warga Kelurahan Perbon, Kecamatan Tuban, mengadu ke Polres Tuban karena merasa diperlakukan sewenang-wenang oleh perusahaan tempatnya bekerja.
Gadis yang bekerja sebagai sales itu mengaku telah mengalami hukuman yang tidak sewajarnya.
Sebagai promotor yang diperbantukan di outlet di jalan Basuki Rahmat, Gemilang mengaku kerap mendapat hukuman yang dianggapnya tidak patut, apabila penjualan tidak mencapai target.
"Ya dihukum lari memutar Alun-alun, Push up, squat jump juga. Bahkan pernah disuruh makan garam dan terasi juga," Kata Gemilang dikonfirmasi, Rabu (27/2/2019).
Gemilang mengungkapkan, saat bergabung Oktober 2016, dia sudah mendapat pernyataan berlaku tentang adanya reward (penghargaan) dan juga punishment (hukuman).
Namun setelah dirasakan, hukumannya ternyata sangat memberatkan. Hingga dia harus mengadu ke kepolisian.
"Saya akhirnya lapor ke Polres Tuban, saya mengadu," Terangnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan detail, dulu hukuman push up dan squat jump 10 kali, lalu nulis 100-200 kali, masih dirasa wajar.