Di Kogartap II/Bandung, Warga Didorong Awali Bangun Kembali Toleransi dan Pluralisme di Jabar
Putut Prabantoro dalam paparannya menjelaskan bahwa lagu “Halo Bandung” itu memiliki semangat nasionalisme, pluralisme, toleransi dan patriotisme
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Dalam sejarah, sapaan BUNG ternyata juga terkait dengan sapaan kepada orang lain secara terhormat sebagaimana kakak atau abang.
“Jika Jawa Barat terpapar sebagai daerah yang tingkat intoleransi atau radikalisasi paling tinggi di Indonesia, kondisi ini sangat bertentangan dengan semangat lagu Halo Bandung yang sarat dengan semangat perjuangan, semangat nasionalisme, semangat toleransi dan sangat mengakui keberadaan sebuah sejarah. Oleh karena itu, masyarakat Bandung perlu memulai dengan mengumandangkan lagi lagu Halo Bandung kembali. Jawa Barat akan menjadi seperti yang kita harapkan jika masyarakat Bandung mengawali memaknai lagu Halo Bandung. Mari Bung Rebut Kembali... ,” ujar Putut Prabantoro
Selain itu, Putut Prabantoro mendorong para peserta komunikasi sosial TNI dan Masyarakat untuk memulai kembali upacara bendera dan ziarah ke taman makam pahlawan.
Upacara bendera merupakan cara yang tepat untuk belajar dan sekaligus memaknai arti patriotisme (cinta tanah air) dan nasionalisme, dua nilai yang diajarkan oleh Lagu Halo Bandung
Sementara Ziarah ke Taman Makam Pahlawan merupakan cara yang tepat belajar tentang ideologi negara dan patriotisme.
Sementara itu, Asep Sugiarto mengatakan bahwa Indonesia menghadapi dua ancaman nyata yaitu kembalinya komunisme dan menjamurnya radikalisme yang berakibat pada munculnya terorisme dengan menolak toleransi. Radikalisme agama sudah mengancam keutuhan NKRI dan Pancasila yang dilakukan sejak jaman Kartosuwiryo.
“Untuk menangani berbagai ancaman terhadap NKRI di masa depan, para pemimpin bangsa dan pendiri negara memilih Pancasila sebagai perisai. Ancaman-ancaman yang muncul dilatarbelakangi oleh berbagai alasan. Namun yang jelas, ancaman itu dimaksudkan untuk menghancurkan NKRI dan berusaha untuk dikuasai. Kekuatan Pancasila ada pada Sila Ketiga yaitu Persatuan Indonesia. Kalau Sila ini dihancurkan, Indonesia dapat dengan mudah dikuasai. Menghancurkan Indonesia dilakukan dengan berbagai senjata termasuk, ekonomi, ideologi, budaya dan politik. Caranya antara lain dengan dilancarkannya perang proksi oleh negara atau kelompok yang ingin menguasai Indonesia,” tegas Asep Sugiharto.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.