Kepala Desa Tak Tahu Jumlah Pasti WNA China yang Dipekerjakan di Wilayahnya
Kepala Desa Cintaasih, Obay mengaku tak tahu pasti jumlah pekerja warga negara China yangd dipekerjakan di peternakan ayam petelur di wilayahnya.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Sekretaris Desa Cintaasih, Kecamatan Gekbrong, Deden Rustandi (50), mengatakan, awalnya sesuai kepemilikan SPPT peternakan ayam petelur PT Mandiri Jaya atas nama Nana.
Ia tak mengetahui perkembangan selanjutnya dari kepemilikan saat ini karena setelah berdiri tak pernah lagi lapor ke pihak desa.
"Dulu sesuai SPPT atas nama Ko Nana, izin lingkungan sejak dulu memang tertutup," kata Sekdes.
Menurutnya di dalam peternakan ayam tersebut terdapat mes tempat tinggal dan peristirahatan.
"Karena kami bersinggungan dengan warga, kami banyak menerima keluhan gaji mereka dibawah UMK yakni hanya Rp 20 ribu per hari, kebanyakan pekerja memang dari warga sekitar di antaranya dari Kampung Cimapag yang terdekat dengan lokasi," kata Deden.
Deden mengatakan, selain masalah upah, warga juga banyak yang menilai kurangnya kontribusi perusahaan untuk keperluan warga misalnya untuk perbaikan jalan.
Baca: Drama Penangkapan Pria Bersenjata Perusak Warung Milik Siti, Polisi Pura-pura Mengajaknya Ngobrol
"Mungkin perizinan dan segala macamnya langsung ke dinas, soalnya kami tak ada data berapa persisnya jumlah pegawai warga asing yang terdapat di peternakan tersebut," kata Deden.
Deden menyebut, banyak warga desanya yang pindah bekerja dari peternakan tersebut karena gajinya yang sangat minim.
"Saya mendengar banyak yang pindah, mungkin warga ingin perbaikan namun tak didengar," ujarnya.
Kepala Desa Cintaasih, Obay mengatakan, ia juga hanya ditembuskan jumlah pekerja warga China sebanyak dua orang.
Menurutnya dua pekerja asal China yang ditembuskan suratnya ke desa berjenis kelamin perempuan.
"Kami asalnya menerima data dua orang pekerja asal Cina yang ada suratnya ke desa, dua-duanya perempuan," ujar Obay.
Menurut Obay, peran aktif perusahaan untuk pembangunan desa jika ada iuran atau sumbangan harus diingatkan pihak desa terus.
"Kalau diingatkan dan ada iuran dari desa suka memberi," katanya.