Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Korban Salah Tangkap Kasus Pemerkosaan Bidan Y: Lajulah Kalo Aku Nak Ditembak

Harismail, korban salah tangkap kasus pemerkosaan bidan Y sempat mengatakan kalau dia hendak ditembak, silakan tembak karena dia merasa tak bersalah.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Korban Salah Tangkap Kasus Pemerkosaan Bidan Y: Lajulah Kalo Aku Nak Ditembak
Sriwijaya Post/Rangga Efrizal
Harismail alias Ujang (25) pakai Topi, korban salah tangkap, ketika ditemui Sripoku.com di kediamannya. SRIWIJAYA POST/RANGGA EFRIZAL 

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Malam terasa panjang bagi Harismail alias Ujang (25). Dia baru saja pulang bekerja menjadi sopir truk pengangkut batu di proyek Tol Kayuagung.

Usai makan bersama teman-temannya, dia pamit untuk membeli rokok.

Saat itulah momen terakhir Ujang, bertemu dengan teman-temannya sebelum ditemukan warga rambutan tergeletak di pinggir jalan.

Dengan tangan terikat kebelakang, mata tertutup lakban cokelat, Harismail melaju bersama orang-orang yang membawanya pergi ke tempat yang tidak pernah diketahui.

Ingatan-ingatan mengenai perasaan takut, cemas, dan gelisah sesekali membayangi perjalanannya malam itu.

Ujang hanya yakin, bahwa dirinya tak pernah melakukan tindakan melawan hukum, baginya malam itu dia harus berani membantah tuduhan yang mengarah kepadanya.

Baginya kejadian malam itu sudah menjadi kisah hidupnya, tak perlu dibesar-besarkan.

Baca: Drama Penangkapan Pria Bersenjata Perusak Warung Milik Siti, Polisi Pura-pura Mengajaknya Ngobrol

BERITA TERKAIT

Berkumpul bersama keluarga saat ini, menjadi hal terindah bagi pria yang sudah berusia seperempat abad tersebut.

Sriwijaya Post berhasil menghubungi Ujang dan menyambangi kediaman orang tuanya yang terletak di Desa Kamal, Pumulutan Barat, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Senin (4/3/2019).

Berikut petikan wawancara khusus wartawan Sripoku.com dengan Harismail.

Wartawan: Saat kejadian anda sedang berada di mana?

Ujang: Aku tuh habis beli rokok, sebelumnya makan dulu di rumah kawan. Lalu pamit meminjam motor. Usai beli rokok itulah aku dibawa.

Wartawan: Ada berapa orang yang datang, apakah anda mengetahui siapa yang datang?

Ujang: Aku dibawa cuma tidak tahu, seingat aku ada 3 sampai 4 orang yang berentike (berhentikan) aku, ada tembakan ke atas. Aku berenti kareno takut. Aku pikir sedang ngejar orang.

Wartawan: Saat diberhentikan tersebut, apa yang anda pikirkan, sempat melakukan perlawanan tidak?

Ujang: Aku sedang berboncengan dengan teman saya habis beli rokok itu, dia loncat waktu kejadian. Aku berhenti. Saya gak sempat berdebat langsung digulingkan ke tanah. Tangan langsung diikat borgol, tau borgol karena besi.

Mata langsung ditutup lakban untuk kardus warna cokelat. Aku taunya lakban cokelat karena lihat difoto saat pertama ditemukan di daerah Rambutan itu.

Gak ada warga yang liat, paling kawan aku Dhani itulah. Di pinggir jalan besar itulah saya dibawa.

Wartawan: Anda tau kenapa dibawa saat terjadi penangkapan?

Baca: Selasa Pagi Tim Gabungan Basarnas Evakuasi 5 Kantong Jenazah Korban Longsor Tambang Bakan

Ujang: Awalnya aku ditanya masalah bidan itu, kenal dak. Mak Mano nak ngakuinyo (gimana mau mengakuinya), kenal dak (kenal juga tidak), aku bantah terus. Sempat beberapa kali berhenti, cuma aku dak tau berhenti di mano, kareno mato ditutup.

Wartawan: Tapi apakah anda kenal secara pribadi dengan bidan tersebut?

Ujang: Kalau rumah bidan itu saya gak tau, waktu kejadian aku kaget. Sebab, waktu aku di Kayuagung ado bidan diperkosa, tedengar dari HP.

Kelang sehari aku balek dari Kayuagung (selang sehari aku balik dari Kayuagung), aku yang keno tangkap. Bidan itu aku dak tau jugo, belum pernah ngelihat tempatnyo. Bentuk rumahnyo jugo dak tau.

Wartawan: Apa yang diingat dari obrolan anda dengan orang yang membawa anda malam itu?

Ujang: Pas dalam mobil macem-macem ditanya terutama tentang bidan, ditonjok juga. Omongan yang nangkep aku, suruh ngakulah, 3-2 kawan kau lah dapat. Aku bilang, kawan aku yang mano pak.

Wartawan: Perasaan anda saat dibawa pergi bagaimana, apakah ada merasa takut?

Ujang: Perasaan aku takut iyo, kalau dia macam-macam pakai senjata tajam. Ibarat pake pistol, bisa ditembak. Aku juga bilang lajulah kalu nak ditembak (aku juga bilang tembaklah kalau mau ditembak), ibarat aku dak beraso bersalah (ibarat aku tidak merasa bersalah).

Wartawan: Saat diturunkan dari mobil, apakah sadar sudah dilepas?

Ujang: Aku dipinggir jalan caknyo (aku di pinggir jalan sepertinya), pingsan jadi dak ingat. Yang jelas waktu ditemukan warga Rambutan sudah tergeletak di jalan.

Aku baru sadar waktu nak dibawa ke RS Bhayangkara, hari sudah siang. Aku dak bisa ngehubungi keluarga, HP dak katek (hilang), mungkin nyampak (jatuh) pas kejadian itu.

Keluarga bagaimana? Istri saya cemas, namanya istri ya.

Wartawan: Lalu sekarang bagaimana, katanya keluarga sudah mencabut laporan?

Ujang: Akulah ikhlas dengan kejadian ini, pertamo pas dirawat, ado pihak kepolisian yang bawa ke RS Bhayangkara. Mungkin kalo dak dibawa, aku dak tau nasib aku. Laporan juga sudah dicabut, jangan jadi masalah lagi.

Wartawan: Tetapi, kendaraan dan HP saudara dikabarkan hilang akibat kejadian tersebut?

Ujang: Motor itu belum balek (kembali) sampe sekarang, HP juga hilang. Biarlah. Anggap be itu kecelakaan, dan musibah. Motor itu cak mano agek diganti baelah (motor itu bagaiman ananti diganti sajalah).

Wartawan: Dengan kejadian salah tangkap terhadap anda, apakah anda punya harapan ke depannya, agar kasus tersebut tidak terjadi lagi?

Ujang: Harapan aku kalau mau nuduh orang, jangan dimassa dulu. Dibawa dulu ke kantor. Kalau begitu bukan sifat polisi, itu preman. Aku jugo dak nyangko bakal ditangkap (saya juga tak menyangka bakal ditangkap).

Wartawan: Kedepan, apa yang anda lakukan, kembali bekerja atau punya kegiatan lain?

Ujang: Aku mau istirahat dulu menenangkan pikiran. Ya aku mau nyari kerja lain dulu lah, kalo bisa enggak narik mobil, tapi buka tampal ban. Aku bisa nampal ban, dulu sering ikut kakak.

Haris Mail kini sudah kembali berkumpul bersama keluarga.

Sriwijaya Post bertandang ke rumah orang tuanya yang terletak di Desa Kamal tepatnya di depan Masjid Al Kamal.

Warga desa dan keluarga Haris Mail cukup dikenal di desa tersebut.

Hayan (61) orang tua dari Haris, berpesan jika kasus yang menimpa anaknya sudah selesai dengan kembalinya anaknya ke rumah. (mg2)

Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Update Terbaru Korban Salah Tangkap Kasus Bidan YL Diperkosa, Harismail : Lajulah Kalo Nak Ditembak

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas