Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenalkan Emergensi Urologi Bagi Dokter Umum di Purwakarta

Dengan diagnosa yang benar maka dapat dilakukan penanganan yang cepat dan mengurangi komplikasi yang ditimbulkan dari penyakit tersebut

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Mengenalkan Emergensi Urologi Bagi Dokter Umum di Purwakarta
istimewa
Dari kiri ke kanan: dr Jupiter Sibarani, Sp U, dr Safendra Siregar, Sp U dan dr Joko Anom, Sp U. 

TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA - Emergensi Urologi adalah keadaan darurat pada ginjal , saluran kemih, prostat , kandung kemih dan alat kelamin yang disebabkan oleh beberapa faktor bisa akibat kecelakaan maupun penyakit.

Guna memahami cara penanganan medis secara cepat Dan tepat, pihak Siloam Hospitals Purwakarta mengadakan kegiatan yang bertema Penatalaksanaan kasus Emergensi Urologi  bagi para dokter umum.

"Edukasi dan diskusi penatalaksanaan kasus emergensi urologi, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dokter umum dalam penanganan awal pada pasien," ungkap Irwan Gandana, Direktur Siloam Hospitals Purwakarta akhir pekan lalu.

Diskusi penatalaksanaan kasus emergensi urologi disambut baik dengan sejumlah pertanyaan oleh peserta.

dr. Heny dari Puskesmas Bungursari, yang menyampaikan kasus pasien pria berusia 60 tahun dengan keluhan kandung kemih.

"Di saat melakukan pemasangan kateter, saya menemukan hambatan. Pertanyaan saya, tindakan apa lagi yang harus dilakukan untuk mengangani pasien seperti ini?", tanya dr. Heny.

Terkait pertanyaan tersebut, dr. Safendra Siregar, spesialis urologi dari Siloam Hospitals Purwakarta menjelaskan bahwa yang sering terjadi pada umumnya karena kurang tepatnya dalam pemasangan kateter, yaitu karena pada saat pemasangan tidak menggunakan jelly.

Berita Rekomendasi

"Penggunaan jelly tidak untuk dioleskan pada alat kateter, tapi dimasukan ke dalam uretra dan pastikan urine keluar. Artinya pemasangan sudah benar," kata Safendra Siregar. 

Dengan diagnosa yang benar maka dapat dilakukan penanganan yang cepat dan mengurangi komplikasi yang ditimbulkan dari penyakit tersebut.

Sementara itu ada pertanyaan lain mengenai  Golden Period untuk proses rekonstruksi' pada saat terjadinya amputasi pada penis, yang diajukan salah satu dari peserta, dr. Reza.

Menjawab pertanyaan itu, dokter spesialis Urologi Siloam Hospitals Purwakarta dr. Jupiter Sibarani SU mengatakan bahwa hal pertama adalah menyimpan potongan organ lalu mencucinya dengan NaCl lalu ditempatkan didalam kantong plastik segel untuk disimpan dalam wadah bersuhu dingin yang berisi es batu.

"Dan biasanya golden period terjadi sekitar enam hingga 10 jam. Jika kita menyimpannya dengan benar maka tindakan rekonstruksi organ tersebut dapat dilakukan, "


Irwan Gandana, Direktur Siloam Hospitals Purwakarta berharap para dokter umum dapat mengetahui bagaimana penatalaksanaan awal dari kasus kegawat daruratan urologi sebelum nanti dirujuk ke dokter urologi di RS.

Dalam seminar tersebut dibahas pula mengenai penanganan batu ginjal tanpa pembedahan yaitu dengan ESWL

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas