UPDATE : Banjir Bandang Sentani 16.00 WIB, BNPB Korban Meninggal 58 Orang dan Luka-Luka 74 Orang
Dari catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 58 orang meninggal dunia dan 74 orang luka-luka hingga Minggu (17/3/2019) sore
Penulis: Gita Irawan
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
![UPDATE : Banjir Bandang Sentani 16.00 WIB, BNPB Korban Meninggal 58 Orang dan Luka-Luka 74 Orang](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/sutopo-soal-banjir-bandang-sentani.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Korban banjir bandang yang menerjang sembilan kelurahan di Kecamatan Sentani Kabupaten Jayapura Provinsi Papua terus bertambah.
Dari catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 58 orang meninggal dunia dan 74 orang luka-luka hingga Minggu (17/3/2019) sore.
Baca: Perjuangan Prajurit TNI Selamatkan Bayi di Kolong Rumah yang Hampir Celaka di Banjir Bandang Sentani
"Sampai dengan sore ini tercatat 58 korban meninggal dunia, yaitu 51 di Kabupaten Jayapura dan 7 orang di Kota Jayapura. 51 korban di Kabupaten Jayapura tertimbun longsor dan terbawa arus sedangkan yang 7 orang di Kota Jayapura tertimbun longsor," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugorho di Graha BNPB Jakarta Timur pada Minggu (17/3/2019) pukul 16.00 WIB.
Sutopo Purwo Nugroho mengatakan 51 korban meninggal di Kabupaten Jayapura, terdapat di RS Bhayangkara Polda Papua 39 orang, di RS Marthen Indey tujuh orang, RS Yowari lima orang dan tujuh orang lainnya ada di RS Kota Jayapura.
Sutopo Purwo Nugroho mengaku menerima data korban meninggal bervariasi mulai dari 70 orang, 68 orang, 63 orang, dan 58 orang.
"Namun prinsipnya BNPB selalu koordinasi dengan BPBD, dengan Kementerian Lembaga untuk betul-betul menyampaikan data korban yang sudah terverifikasi. Jadi data 58 orang meninggal dunia ada di Rumah Sakit," kata Sutopo.
Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, kemungkinan jumlah korban akan terus bertambah karena proses evakuasi masih terus berlanjut dan belum semua daerah terdampak bencana bisa terjangkau tim SAR gabungan.
"Dari sembilan kelurahan yang terdampak banjir bandang, yang paling parah ada di kelurahan Dobonsolo, Hinekombe, dan kampung Doyo Baru. Ini yang paling parah. Di tiga kelurahan tersebut 300 rumah mengalami kerusakan," kata Sutopo Purwo Nugroho.
Selain itu, berdasrkan data sementara, sembilan rumah rusak di BTN Doyo Baru, satu mobil hanyut, jembatan Doyo dan Kali Ular rusak, dan 150 rumah lainnya rusak.
"Itu data sementara yang diupdate siang tadi. Faktanya lebih besar dari ini karena rumah banyak yang terendam oleh banjir dan terendam oleh lumpur. Proses pendataan masih dilakukan," kata Sutopo Purwo Nugroho.
Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tim SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, SKPD, PMI dan relawan masih melakukan penanganan darurat.
"Evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban masih dilakukan di daerah terdampak. Posko didirikan untuk memudahkan koordinasi. Sebagian bantuan disalurkan kepada masyarakat terdampak," kata Sutopo.
Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, masa tanggap darurat pertama ini ditetapkan selama 14 hari terhitung mulai hari ini, Minggu (17/3/2019).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.