Polisi Gadungan di Lumajang Diringkus Saat Mau Meminta Setoran dari Warga yang Lagi Gelar Hajatan
Propam Polres Lumajang menangkap seorang yang diduga polisi gadungan, Selasa (26/3/2019).
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, LUMAJANG - Propam Polres Lumajang menangkap seorang yang diduga polisi gadungan, Selasa (26/3/2019).
Polisi gadungan itu bernama Arifin (28) warga Desa Kunir Lor Kecamatan Kunir, Lumajang.
Penangkapan bermula dari laporan warga yang merasa curiga dengan gerak-gerik seorang warga yang mengaku sebagai anggota Polres Lumajang.
Ketika itu, Arifin berada di rumah Dofir, warga Desa Pandanarum Kecamatan Tempeh, Lumajang, yang sedang menggelar hajatan.
Arifin yang memakai kaus bertuliskan polisi dan celana kempol namun bersandal jepit mengaku sebagai anggota Polres Lumajang.
Warga yang ada di lokasi hajatan mencurigai tingkah laku Arifin dan melapor ke Polsek Tempeh.
Jajaran Polsek Tempeh bersama petugas Propram Polres Lumajang mendatangi lokasi itu. Setelah diperiksa, rupanya Arifin hanyalah warga sipil yang mengaku sebagai anggota Polri.
Arifin pun digelandang ke Mapolres Lumajang untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Dari tangan Arifin, polisi menyita berbagai macam atribut Polri, di antaranya, satu stel seragam Polisi PDL Kempol (baju, celana, kaus, kopel, hoster, sepatu laras), dua buah topi/pilkep polisi, serta satu pucuk soft gun jenis revolver berikut empat buah amunisi soft gun.
Kapolres Lumajang, AKBP Muhammad Arsal Sahban, yang dikonfirmasi membenarkan penangkapan polisi gadungan di wilayahnya.
“Iya benar, tadi propam Polres Lumajang memang menangkap warga yang mengaku sebagai anggota Polres Lumajang."
"Dan memang benar, setelah didatangi ternyata pemuda yang bernama Arifin tersebut adalah warga sipil yang sengaja membeli pakaian polisi untuk kepentingan tertentu."
"Sampai saat ini juga masih kami selidiki apakah ada motif pemerasan ataupun yang lain yang mendasari pelaku menyamar sebagai anggota Polri ini,” ungkap Arsal.
Lebih lanjut, Kapolres mengimbau kepada warga untuk lebih berhati hati dengan orang yang mengaku sebagai anggota Polri.
“Kadang memang warga sipil sulit membedakan polisi gadungan atau asli. Yang jelas jika memang mulai meminta uang atau semacamnya, perlu diwaspadai."
"Apalagi bagi kaum perempuan, biasanya modus para polisi gadungan ini selain untuk mencari uang juga agar mempermudah mencari kenalan perempuan dan dijanjikan akan dinikahi."
"Silahkan melapor ke Polsek terdekat untuk memastikan orang tersebut adalah anggota Polri atau bukan,” pungkasnya.