Selama Menghilang Guru Faiqus Syamsi Sering Datang Menanyakan Kabar
Ibu korban mengaku tak kuasa untuk diminta datang memastikan tulang yang ditemukan petugas Tim Basarnas merupakan tubuh anaknya
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Nur Ika Anisa
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Rumah duka Faiqus Syamsi (17) korban hilang saat mendaki di Gunung Arjuno kini tampak sepi.
Beberapa tetangga hingga rekan sekolah pulang setelah berbela sungkawa kepada kedua orangtua korban di rumah duka Jalan Kendangsari XV Surabaya.
Kursi plastik masih tertumpuk di depan rumah berwarna hijau tersebut.
Meski tak ada tenda, keluarga mempersilahkan tamu yang datang duduk beralas tikar.
Tribunjatim.com disambut orangtua dan kerabat korban saat mengunjungi rumah duka pada Sabtu (6/4/2019).
Ayah korban tampak masih menyalami peziarah yang datang.
"Tadi malam ramai, teman-temannya sampai pihak sekolah ke sini. Kalau guru-gurunya dari sejak hilang sering ke sini tanya kabar ditemukan apa belum," kata Nanang, Paman korban di ruang tamu rumah duka, Sabtu (6/4/2019).
Di ruang tamu tersebut, keluarga duduk bersandar tembok bercat putih yang mulai mengelupas. Mereka menyuguhkan air mineral.
"Saya dapat kabar kamis. Senang iya karena sudah ketemu tapi ditemukannya tidak seperti yang saya harapkan," kata ibu korban Dumi Supartiwi duduk lemas.
Ibu dua anak tersebut mengaku tak kuasa untuk diminta datang memastikan tulang yang ditemukan petugas Tim Basarnas merupakan tubuh anaknya.
"Yang kesana pamannya (Nanang) dan kakak kandungnya. Saya dan suami gak berani," kata Dumi yang masih bermata sembab.
Dumi mengaku setelah jenazah anaknya dibawa ke rumah duka hingga pemakaman, ia tak kuasa bertemu banyak orang yang datang berziarah dan memilih berdiam diri di kamar.
Keluarga pun mengaku masih syok namun harus mengikhlaskan kepergian anak bungsunya itu.
"Mau ga ikhlas ya bagaimana, saya ikhlas kan," ucapnya sembari mengelus dada.
Keluarga mengaku beberapa waktu anaknya dikabarkan hilang, pihak keluarga telah melakukan tahlilan hingga 100 hari.
"Tahlilan sudah, jadi waktu hilang dan setelah proses pencarian sudah tahlilan sampai 100 hari," tambah Nanang.