Limbah PLTU Diduga Cemari Saluran, Akibatkan Ikan Mati dan Warga Enggan Pelihara Unggas
Saluran air yang berada di samping PLTU itu bermuara ke laut dengan kondisi suhu air panas dan berminyak
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Limbah buangan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya di Dusun Geulanggang Meurak, Desa Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir, Nagan Raya diduga telah mencemari saluran air di daerah itu hingga menyebabkan banyak ikan mati.
Pencemaran yang menyebabkan warga setempat enggan memelihara unggas seperti ayam dan bebek karena khawatir ikut mati jika peliharaannya meminum air dari saluran yang tercemar tersebut.
Saluran air yang berada di samping PLTU itu bermuara ke laut dengan kondisi suhu air panas dan berminyak.
“Pencemaran itu jelas dari limbah PLTU Nagan Raya. Selain menyebabkan ikan mati, air dalam saluran itu kondisinya juga berminyak. Bahkan, saat saya mencoba masuk ke dalam, kondisinya sangat panas, sehingga sangat pantas banyak ikan yang mati,” kata Hamdani, Koordinator Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Aceh Barat kepada Serambi, Sabtu (6/4).
Ia menambahkan, kondisi air yang tercemar limbah PLTU Nagan itu sangat berbahaya.
Pasalnya, jangankan ikan dan ayam atau bebek, manusia pun bisa meninggal dunia jika sampai tenggelam di saluran air tersebut lantaran kondisinya cukup panas.
Baca: Mobil Seorang Imam di Aceh Ditembak OTK saat Melintas di Jembatan ,
“Kondisi air limbah PLTU saat saya cek langsung ke lokasi, tingkat panasnya bisa kita rebus telur ayam, begitulah perbandingan panasnya,” tukas Hamdani.
Sementara itu, Manajer Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya, Harmanto membantah pihaknya mencemari saluran air di kawasan tersebut.
Ia menjelaskan, pihaknya telah melakukan pengecekan kondisi air di tempat itu dan dinyatakan kualitasnya masih baku mutu.
“Sudah dicek oleh staf lingkungan dan kimia untuk periksa kualitas air di saluran itu, dan masih masuk baku mutu. Info dari anggota saya, waktu di lokasi hanya 2 ekor ikan saja (mati) dan masih banyak ikan yang berenang pada saat kejadian tersebut,” demikian dipaparkan Harmanto kepada Serambi via WhatsApp, Sabtu (6/4) malam. (Serambi Indonesia/c45)