Pak RT Tak Mengenal Sosok Arif Kurniawan, Pengunggah Ujaran Kebencian yang Ditangkap Polda Jatim
Arif dan istrinya belum pernah sama sekali datang untuk memperkenalkan diri ataupun melapor kepada pengurus RT setempat.
Editor: Dewi Agustina
"Kami ya nggak tahu orangnya seperti apa. Sering tutup rumahnya," katanya.
Sriarti juga tak tahu penghuni kos yang berjarak kurang dari lima meter dari rumahnya itu sedang tersangkut kasus kriminal.
"Memang ada apa? Kemarin sih emang banyak orang datang ke rumahnya, saya kira teman kerjanya Pak Arif mau selamatan baru pindahan," katanya.
Selain menulis ujaran kebencian yang bersifat provokatif di sosial media, Arif mencatut nama sebuah perusahaan media di Surabaya.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera mengatakan pekerjaan yang ditulis oleh Arif di Facebook itu palsu.
Arif tidak pernah terdaftar sebagai karyawan di perusahaaan itu.
Berdasarkan video interogasi singkat yang direkam penyidik, Arif menjawab sebenarnya tidak sengaja memilih pekerjaan/profesi yang disediakan Facebook.
Baca: Kasus Pencabulan Remaja Terungkap Setelah Korbannya Kejang-kejang Usai Dicekoki Sabu
"Di FB (Facebook) kan saat ngisi identitas pekerjaan di situ tinggal milih kan. Ya yang kepikiran cuma (menyebut nama perusahaan pers) waktu itu. Apalagi itu juga akun lama," lanjutnya.
Ia mengaku terus terang tak pernah bekerja di perusahaan itu.
"Nggak, saya nggak pernah kerja di sana," katanya.
Ujaran Kebencian
Nama Arif Kurniawan Radjasa (36), pemilik akun Facebook Antonio Banerra, mendadak menjadi viral.
Arif jadi viral setelah warga Jombang, Jawa Timur, tersebut menulis ujaran kebencian terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dan kemudian ditangkap Polda Jatim, Sabtu (6/4/2019).
Bukan hanya itu saja, dalam akun Facebook Arif mengaku bekerja di sebuah perusahaan pers di Surabaya, padahal ia seorang pengangguran.
Dalam akun tersebut, Arif menulis apabila seorang calon presiden tertentu jadi presiden, bakal terjadi tragedi 1998 yang menimpa etnis tertentu.