Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Air Mata Badriah Mengalir Kenang Anaknya yang Jadi Korban Longsor di Pumpung Cempaka

Air Mata Badriah Mengalir Kenang Anaknya yang Jadi Korban Longsor di Pumpung Cempaka, Simak Ulasan lengkapnya berikut ini

Editor: Umar Agus Wijayanto
zoom-in Air Mata Badriah Mengalir Kenang Anaknya yang Jadi Korban Longsor di Pumpung Cempaka
Banjarmasinpost.co.id/nurholis huda
Anggota TIM SAR, BPBD, Basarnas dan warga melakukan pencarian korban tertimbun longsor di Pumpung Cempaka, Senin (8/4/2019). 

Air Mata Badriah Mengalir Kenang Anaknya yang Jadi Korban Longsor di Pumpung Cempaka

TRIBUNNEWS.COM, BANJARBARU - Air mata Badriah (45) mengalir, tak kuasa membendung kesedihan pasca anaknya menjadi korban longsor pertambangan pendulangan intan pumpung di Kawasan Cempaka Banjarbaru.

Suasana haru masih menyelimuti rumah duka yang berada di Warga Kertak Baru Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru, Selasa, (9/4/2019) siang.

Badriah menuturkan bahwa anaknya Noval (25) masih baru perdana mengikuti aktivitas pertambangan di kawasan pumpung.

Baca: Liga Champions Babak 8 Besar: Man Utd Vs Barcelona Live RCTI hingga Simak Prediksinya Berikut

"Dia masih belum pengalaman mendulang. Baru ini ikut menambang," katanya lagi lirih.

Noval merupakan Korban ke empat yang ditemukan sekitar pukul 21.45 Wita dalam kondisi sudah tidak bernyawa lagi. Korban meninggal isteri dan satu anaknya.

Baca: 5 Fakta Kampanye Jokowi di Solo: Dikirab Naik Kereta Kuda hingga Penampilan Nella Kharisma

Kesedihan juga tampak dari raut wajah Sukri (53) ayah dari Aulia Rahman (25), korban kedua yang ditemuka pasca longsor.

Berita Rekomendasi

Warga Kertak Baru ini mengatakan bahwa korban merupakan anak pertamanya dari lima saudaranya.

Baca: Download Lagu MP3 20 Lagu Pop Indonesia Enak Didengar Saat Malam, Cocok untuk Pengantar Tidur

"Sebelum kejadian, memang ada firasat yang tidak biasa dari anak pertama saya itu. Hal-hal yang tidak bisa dia tayakan ke saya," ujarnya dengan nada berat.

Dikatakannya bahwa memang tidak ada pilihan lain selain ikut menambang untuk menopang biaya hidup sehari-hari.

"Bila ada pekerjaan lain, tentunya kita tidak mau lagi menambang. Tidak ada pilihan lain. Dulu saya juga menambang dan sudah puluhan tahun. Namun kini saya memilih pekerja bangunan karena resiko menambang yang mengancam keselamatan," bebernya.

BACA SELENGKAPNYA >>>

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas