Usai Ziarah ke Makam Bung Karno, Ini Seruan AHY
Di zaman modern ini masyarakat semakin individualis dan kemajuan teknologi juga semakin membuat masyarakat tersekat-sekat
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Surya Samsul Hadi
TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), ziarah ke Makam Bung Karno, di Kota Blitar, Selasa (9/4/2019).
AHY ziarah ke Makam Bung Karno didampingi mantan Gubernur Jatim, Soekarwo dan tiba di kompleks Makam Bung Karno sekitar pukul 12.30 WIB.
Putra sulung Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono itu sempatkan mampir ke Museum Bung Karno yang berada di kompleks Makam Bung Karno.
Setelah itu, AHY bersama rombongan menuju ke pusara Bung Karno.
AHY berdoa dan menabur bunga di pusara Presiden pertama RI.
"Saya merasa bahagia bisa ziarah ke makam Presiden pertama sekaligus Bapak Proklamator ini," kata AHY kepada wartawan usai berziarah.
Dia mengatakan sebagai generasi penerus bangsa, harus terus mendapatkan pelajaran-pelajaran berharga yang telah diturunkan oleh Bung Karno.
Baca: Gelora Bung Karno Jalankan Transformasi Digital
Nilai-nilai luhur tentang kebangsaan, keindonesian, nasionalisme, patriotisme dan cita-cita besar untuk rakyat Indonesia, yang semakin adil dan semakin makmur hidupnya.
"Nilai-nilai itu harus kita pelihara selamanya," ujarnya.
Menurutnya, nilai-nilai itu akan terus relevan meski kini masyarakat hidup di dalam tantangan zaman yang berbeda dibandingkan dulu ketika Bung Karno memperjuangkan kemerdekaan RI.
Sebagai anak bangsa, harus berterima kasih dan mengapresiasi segala keringat, darah, dan air mata para pendahulu termasuk Bung Karno.
"Mewarisi nilai-nilai tersebut di zaman yang semakin modern ini, justru saya melihat relevansi semangat persatuan dan kesatuan Indonesia ini menjadi semakin penting," katanya.
Dikatakannya, di zaman modern ini masyarakat semakin individualis dan kemajuan teknologi juga semakin membuat masyarakat tersekat-sekat.
Apalagi dikait-kaitkan dengan isu-isu politik yang sering memecah belah di antara masyarakat.
"Mari kita kembali ke semangat perjuangan Bung Karno. Tadi saya baca sangat baik revolusi harus dipelihara dan dikembalikan kepada relnya yang asli. Artinya semangat perjuangan itu tidak boleh menjadi bias. Dan kita mengedepankan persatuan di atas keragaman yang kita miliki di Indonesia," katanya.