Policy Forum on Education: Kaji Kebijakan Pendidikan Indonesia yang Inklusif dan Berkelanjutan
Policy Forum on Education (PFoE) kembali digelar dengan misi besar mendorong perbaikan kebijakan pendidikan di Indonesia.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dodi Esvandi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum multipihak lembaga-lembaga penggiat pendidikan Policy Forum on Education (PFoE), kembali digelar dengan misi besar mendorong perbaikan kebijakan pendidikan di Indonesia.
Ajang ini digelar karena pendidikan yang inklusif, efektif, dan berkelanjutan adalah fondasi bagi masa depan Indonesia yang lebih baik.
Namun, mewujudkan pendidikan semacam itu memerlukan kolaborasi lintas sektor yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
PFoE hadir untuk menjawab tantangan ini dengan menjadi jembatan antara aspirasi lokal dan kebijakan pendidikan nasional yang relevan.
Forum ini bukan sekadar ruang diskusi, tetapi gerakan nyata untuk mendorong perubahan melalui pendekatan berbasis kolaborasi.
Rangkaian kegiatan PFoE dimulai dengan kompetisi “Call for Paper PFoE,” yang mengundang publik untuk mengirimkan ide-ide terbaik mereka.
Dengan tujuh tema utama, yaitu inklusivitas, kompetensi guru dan dosen, kurikulum dan metode belajar-mengajar, ekosistem pembelajaran, digitalisasi pendidikan, keterlibatan orang tua dan masyarakat, serta peran perguruan tinggi dalam membentuk kepemimpinan yang berdampak, kompetisi ini bertujuan menggali gagasan yang dapat memberikan solusi konkret bagi berbagai tantangan pendidikan di Indonesia.
Gagasan yang diajukan melalui Call for Paper diperdalam dalam diskusi bersama para pemangku kepentingan.
Pada FGD pertama dan kedua yang berlangsung pada 18 dan 20 November 2024, para peserta membahas tantangan pendidikan di Sumatra dan Jawa.
Sesi ini mempertemukan akademisi, praktisi pendidikan, penggiat sosial, serta lima pemenang Call for Paper PFoE 2024.
Diskusi tidak hanya menghasilkan pemahaman mendalam tentang masalah pendidikan, tetapi juga merumuskan rekomendasi kebijakan berdasarkan kebutuhan spesifik wilayah tersebut.
Pada 22 November 2024, FGD ketiga dilaksanakan dengan fokus pada wilayah Kalimantan.
Sesi ini menghadirkan tokoh-tokoh penting dari wilayah Kalimantan, seperti Saparuddin (Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bontang), Irdiansyah (Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tana Tidung), Wiwik Setiawati (Kepala BGP Kalimantan Timur), Murni, ST (Kepala Bappeda Kota Balikpapan), dan Hendri (Tenaga Ahli Walikota Balikpapan).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.