Speedboat Mesin Tunggal Dilarang Layani Wisatawan ke Maratua
Dinas Perhubungan Kabupaten Berau, terus mendorong para operator atau pemilik speed boat, untuk meningkatkan standar pelayanan mereka.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNNEWS.COM, TANJUNG REDEB – Sebagai daerah tujuan wisatawan, tidak hanya dari dalam negeri, namun juga dari mancangera, Pemkab Berau berupaya memberikan kenyamanan dan keamanan. Terutama saat menggunkan transportasi air.
Pasalnya, sebagian besar objek wisata Berau berada di wilayah kepulauan.
Karena itu, Dinas Perhubungan Kabupaten Berau, terus mendorong para operator atau pemilik speed boat, untuk meningkatkan standar pelayanan mereka.
“Yang paling utama adalah standar keselamatan. Jangan sampai terjadi kecelakaan yang menelan korban jiwa,” tegas Abdurrahman, Kepala Dinas Perhubungan Berau.
Baca: Selain Penulisan Berita, Bimtek bagi Pengelola Media Center Daerah Juga Beri Pelatihan Foto
Baca: Komposisi PSM Makassar Berubah Saat Tandang ke Filipina
Baca: Jokowi Targetkan Peroleh 55 Persen Suara di Depok, pada 2014 Dapat 43 Persen
Soal asuransi, Abdurrahman menegaskan, saat ini seluruh penumpang speedboat telah dilindungi oleh asuransi. Bahkan mereka sudah masuk dalam perlindungan saat memasuki dermaga.
“Kami bekerjasama dengan PT Pelindo dan Jasaraharja. Sebelum naik ke atas speedboat, penumpang dipastikan sudah mendapat asuransi,” ujarnya.
Meski begitu, diakuinya, asuransi saja tidak cukup. Harus ada upaya pencegahan untuk menghindari korban jiwa.
Abdurrahman mengatakan, hingga saat ini masih ada beberapa oknum pengelola atau pemilik speedboat yang tidak menyediakan pelampung untuk penumpangnya.
“Padahal pelampung ini sangat krusial.. Walaupun bisa berenang, sekuat apa mau berenang menyeberangi lautan?” ujarnya.
Karena itu, Abdurrahman mengimbau kepada masyarakat, termasuk wisatawan untuk menolak menaiki speedboat tanpa dibekali pelampung. Peralatan lain yang tidak kalah pentingnya adalah radio komunikasi.
“Karena kalau di tengah laut, tidak ada sinyal (telepon seluler), kalau ada apa-apa, operator bisa meminta bantuan melalui radio komunikasi ini,” jelansya.
Bahan bakar cadangan dan mesin cadangan speedboat, kata Abdurrahman juga merupakan bagian penting yang mestinya tidak dilalaikan oleh pengelola dan pemilik speedboat.
“Buat berjaga-jaga, kalau kehabisan bahan bakar, atau mengalami kerusakan mesin. Terutama kalau menuju Pulau Maratua, jaraknya cukup jauh,” imbuhnya.
Abdurrahman juga menegaskan, speedboat bermesin tunggal dilarang untuk melakukan perjalanan ke Pulau Maratua. Tanpa mesin cadangan, risiko kegagalan fungsi mesin bisa mengancam keselamatan penumpang.
Seperti kasus yang terjadi tahun 2016 lalu, beberapa warga Pulau Derawan dan Maratua terbawa arus hingga ke Filipina, lantaran mesin speedboat mati.
Namun kenyataannya, hingga saat ini masih banyak speedboat bermesin tunggal yang nekat melakukan perjalanan ke Pulau Maratua.
“Alasan operator atau pemilik speedboat, mereka tidak punya modal (untuk menyediakan mesin cadangan),” ungkapnya. Abdurrahman mengingatkan wisatawan, untuk mempertimbangkan kembali rencana menuju tempat wisata, jika menumpang speedboat bermesin tunggal. (Geafry Necolsen)