Kisah Suhendro, Dokter yang Mengoleksi Ratusan Surat Suara, Ada Koleksi Zaman Pemilu 1957
Sebagian masyarakat pun telah datang ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk menyalurkan suaranya dengan cara mencoblos.
Editor: Hendra Gunawan
"Pemilu di Indonesia sudah 9 atau 10 kali. Tidak tahu data lengkapnya. Tetapi saya punya catatan koleksinya," kata dia.
Suhendro menuturkan, koleksi surat suara berikut pernak pernik miliknya ada ratusan lembar.
Adapun surat suara paling lama yang dimilikinya yaitu Pemilu 1957 yang diikuti 64 partai politik.
Surat suara tertua itu didapat secara tidak sengaja.
Saat itu dia sedang jalan-jalan di tempat loak buku.
Di sana dia menemukan surat suara Pemilu 1957 yang dijadikan bungkus.
Instingnya pun jalan, jika barang tersebut disimpan, ke depan akan jadi kenang-kenangan generasi berikutnya.
"Saat itu dijadikan bungkus, kok bagus, saya minta beberapa lembar. Itu baru satu. Kemudian setiap pemilu saya berusaha untuk dapat surat suara untuk melengkapi," katanya.
Sementara surat suara lainnya yang dikoleksi didapat dari temannya.
Ada juga yang didapat dari pemulung.
"Kalau pernak-pernik, saya dapat dari teman setelah selesai pemilu. Kalau yang lama dapat dari penjual atau pemulung kertas," katanya.
Selain surat suara, pernak-pernik pemilu dia juga punya seperti stiker, surat panggilan, promosi, dan lainnya.
Dia juga mengkliping media cetak, baik koran maupun majalah, yang memberitakan even demokrasi itu.
Yang dia sayangkan dan belum terealisasi yakni memiliki foto-foto penyelenggaraan pemilu di masa lampau.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.