Diduga Lelah dan Alami Stress, Anggota KPPS Ini Alami Keguguran
Meski hamil Mega Yani tidak mempermasalahkan itu karena tidak menyangka pemilu tahun ini akan sangat berat
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Batam Alfandi Simamora
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Mega Yani Maimon (44) kehilangan janinnya yang masih berumur empat bulan dalam kandungan akibat mengalami keguguran di tengah menjalankan tugas sebagai petugas KPPS saat Pemilu 2019.
Ia menjadi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 17, Kelurahan Tiban Baru, Tiban, Sekupang.
Mega mengaku tidak menyangka kejadian yang menimpanya sudah diketahui hingga didatangi awak media dirumahnya di Komplek Perumahan Delta Villa, Blok J12, Tiban Baru, Sekupang.
"Tidak menyangkan saja kejadian yang saya alami bisa diketahui dan sampai didatangi awak media,"ungkapnya.
Mega pun bercerita pada tanggal 17 April lalu dirinya sedang dalam kondisi hamil empat bulan.
Dirinya pun tidak mempermasalahkan itu karena tidak menyangka pemilu tahun ini akan sangat berat.
Begitu juga dengan sejumlah tekanan dari peserta pemilu karena masalah keterlambatan logistik serta peserta yang tidak mematuhi aturan membuatnya stress.
Baca: Menkeu Setujui Santunan Untuk KPPS yang Meninggal di Kisaran Rp 30 Juta – 36 Juta
Belum lagi Mega harus rela menggunakan waktu untuk beristirahat karena mengejar waktu untuk melaksanakan pesta demokrasi.
"Sekitar tanggal 16 saya dan warga sudah gotong royong di TPS sampai sore mempersiapkan segala sesuatu untuk pelaksanaan pemilu.
Sebenarnya usai pekerjaan itu saya mau pergi kontrol ke dokter, tapi saat itu saya dapat informasi kalau TPS disuruh pindah," ujarnya.
Pemindahan TPS inilah salah satu penyebab pertama yang membuat Mega stress, karena menurut dia di TPS itu sudah selesai persiapannya.
Tapi permintaan dari Panwascam harus segera dilakukan pemindahan dan tidak bisa ditunda sehingga tengah malam dirinya bersama anggota PPS lainnya bekerja lagi memindahkan TPS. Setelah itu dia izin pulang untuk istirahat.
"Saat saya izin pulang dan sampai di rumah tetap tidak bisa tidur hingga menjelang pagi. Paginya langsung ke TPS untuk pencoblosan, tapi logistik jam 10 baru datang,"terang ibu tiga anak tersebut.
Mega juga memberitahu, bahwa dirinya mengalami kurang istirahat sampai tanggal 18 April, di mana saat itu adalah akhir penghitungan suara di TPS untuk dibawa ke Kecamatan.
Baca: Berburu Opak Ketan Cimanggung, Camilan Tradisional Bangsawan Sumedang
Tidak sampai di situ, Mega juga masih melakukan kewajibannya sebagai Ibu rumah tangga di rumah, baik itu memasak dan pekerjaan lainya.
"Saya pun masih sempat menjemput anak saya sekolah walau sedikit sempoyongan, setelah itu kembali ke TPS untuk membereskan semuanya. Setelah itu malamnya langsung jemput honor KPPS ke Kelurahan dan langsung dibagikan pada malam itu juga ke yang lain, masih ada acara ngumpul bersama anggota KPPS lainnya,"ungkapnya.
Ia juga menyebutkan, setelah mengambil honor mereka pun sempat berkumpul sesama anggota KPPS. Di sana mereka pun sempat bercanda satu sama lain di tengah rasa lelah.
Namun candanya itu berakhir di tanggal 19 April, Mega dikejutkan dengan pendarahan kecil. Tetapi dirinya belum terlalu curiga dan khawatir.
"Nah pada tanggal 20 April saya benar -benar merasakan hal yang membuat saya sedih karena janin saya tidak bisa bertahan dan dengan sendirinya keluar tanpa bantuan dokter,"terangnya.
Mega juga mengaku, kejadian ini sebenarnya tidak ingin dia besar-besarkan, itu juga permintaan dari suaminya.
“Kata suami saya, sebagai makhluk bertuhan kita ikhlaskan saja. Mungkin ini sudah jalanNya, kita hanya bisa punya rencana tapi Allah SWT yang punya keputusan,"ujarnya.
Mega juga menambahkan, dengan apa yang sudah dia alami dirinya tak ingin peristiwa itu menjadi besar.
Bahkan Mega mulai menceritakan kejadian tersebut setelah beberapa hari setelah Pemilu, karena Mega mendapatkan informasi, apabila ada penyelenggara pemilu yang sakit agar segera melapor ke KPU.
"Informasi yang saya dapat itu yang sakit akan mendapatkan bantuan, cuma bukan bantuan itu yang saya harapkan karena dibandingkan yang saya alami itu tak seberapa, suami juga melarang, saya hanya ingin bercerita saja apa yang saya alami,"ungkapnya.