Selama 2019, 1.586 Kejadian Bencana Menyebabkan 438 Jiwa Meninggal dan Hilang
Lebih dari 98 persen bencana yang terjadi adalah bencana hidrometeorologi sedangkan 2 persen bencana geologi
Editor: Eko Sutriyanto
Statistik bencana ini bukan hanya memuat angka-angka, namun memiliki makna bahwa ancaman bencana terus meningkat.
Meningkatnya bencana pada tahun 2019 disebabkan adanya pemicu banjir dan longsor yaitu curah hujan yang deras.
Baca: Sutopo Purwo Nugroho Tegaskan Tak Ada Hubungan Pemindahan Ibu Kota RI dengan Isu Pemilu
Kombinasi antara alam dan antropogenik menjadi penyebab utama meningkatnya bencana.
Tingkat kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana besar masih rendah.
Mitigasi baik struktural dan non struktural masih belum dijadikan prioritas dalam pembangunan di daerah.
Upaya penanganan bencana masih banyak menitikberatkan pada darurat bencana. Upaya pencegahan dan kesiapsiagaan masih perlu ditingkatkan.
Kejadian bencana yang terus meningkat hendaknya menjadi pembelajaran agar tidak terulang di masa mendatang.
Jikapun terjadi lagi, dampak bencana dapat diminimalkan. Oleh karena itu pengurangan risiko bencana dan mitigasi bencana harus terintegrasi dalam pembangunan.
Pengurangan risiko dan mitigasi bencana menjadi investasi dalam pembangunan.
Saat tanggap darurat masih dilakukan di Bengkulu, Sigi, Pesisir Barat dan lainnya.
Pencarian, penyelamatan dan evakuasi bencana di Bengkulu masih terus dilakukan. Dampak bencana di Bengkulu saat ini 29 orang meninggal dunia, 13 orang hilang, 4 orang luka, 12.000 orang mengungsi, 13.000 orang terdampak, 211 ternak mati, 184 rumah rusak, 40 titik infrastruktur rusak dan lainya.
Sebagian wilayah banjir sudah surut dan meninggalkan sampah dan material yang banyak. Pemenuhan kebutuhan dasar bagi pengungsi terus ditingkatkan terutama kebutuhan dasar seperti pemenuhan makanan siap saji, air bersih, tenda pengungsian dan lainnya.
Begitu juga dengan penanganan banjir lumpur di Sigi Sulawesi Tengah. Banjir lumpur melanda tiga kecamatan yaitu Kecamatan Dolo Selatan, Gumbasa dan Kulawi pada 28/4/2019 siang.
Banjir menyebabkan 1 orang meninggal, 2.793 orang mengungsi, 5 rumah hilang, 36 rumah rusak berat dan 528 rumah terendam banjir dan lumpur. Tebal lumpur bervariasi 10 cm hingga 3.5 meter. Perlu penanganan khusus terutama membersihkan lumpur yang tebal.