Terjerat Kasus Korupsi dan Jadi Tersangka KPK, Bowo Sidik Pangarso Raup Suara 10 Ribu
Tidak ada tim dari Pak Bowo yang bergerak setelah ditangkap KPK untuk kemenangannya
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rifqi Gozali
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Caleg Bowo Sidik Pangarso yang terjerat kasus korupsi dan jadi tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mampu meraup suara sampai sekitar 10 ribu.
Bowo Sidik Pangarso meruoakan caleg DPR RI Partai Golkar yang maju dari Dapil Jateng II meliputi Demak, Kudus, dan Jepara.
Sekretaris Partai Golkar Kudus, Ali Mukhlisin mengatakan, suara sebanyak itu diraup dari tiga daerah.
Kudus, Bowo mendapat seitar 4.000-an suara, Demak, suara pemilih Bowo terkumpul sampai 3.700-an suara dan Jepara mendapat sekitar 2.500-an suara.
“Tidak ada tim dari Pak Bowo yang bergerak setelah (ditangkap KPK) untuk kemenangannya,” kata Mukhlisin saat dihubungi Tribun Jateng, Selasa (30/4/2019).
Mukhlisin mengatakan, meski berstatus tersangka ternyata Bowo masih mendapat suara yang cukup banyak.
Baca: HASIL PILEG 2019 - Krisdayanti Klaim Raih 120 Ribu Suara dari Dapil Malang Raya & Lolos Jadi DPR RI
Hal itu, taksir Mukhlisin, karena ada sebagian simpatisan atau orang yang mengenal secara personal kepada Bowo Sidik yang tinggal di Dapil Jateng II.
“Padahal sudah tidak ada tim sama sekali,” katanya.
Bagaimanapun, Bowo juga mendongkrak suara akumulasi partai.
Secara keseluruhan, di Dapil Jateng II Gollkar mendapat suara sekitar 130 ribu. Adapunperolehan suara calegnya yang paling unggul yaitu Nusron Wahid dengan mengantongi sekitar 110 ribu suara.
“Jadi dipastikan nanti Nusron terpilih dari dapil sini dari Partai Golkar,” katanya.
Baca: Agung Laksono Apresiasi Capaian Partai Golkar pada Pemilu 2019
Sekadar diketahui, Bowo Sidik Pangarso ditetapkan tersangka oleh lembaga antirausah setelah tertangkap tangan menerima suap dari PT Pupuk Indonesia Logistik dan PT Humpuss Transportasi Kimia.
Nilai suapnya mencapai Rp 8 miliar.
Atas jeratan kasus yang menimpa rekan separtainya, Mukhlisin mengatakan, sedianya tidak ada kiat khusus di partainya agar tetap eksis. Hanya saja, terdapat koordinasi internal partai agar setiap caleg menguatkan perolehan suara di wilayah pencalonan masing-masing.
“Hanya koordinasi di internal parati supaya menyelamatkan wilayah pencalonan masing-masing,” katanya.