Polisi Sudah Temukan Bukti Awal Pilot Lion Air Pukul Pegawai Hotel di Surabaya
AR (28), pegawai La Lisa Hotel Surabaya yang diduga menjadi korban pemukulan pilot Lion Air AG (29), mendatangi Polrestabes Surabaya
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - AR (28), pegawai La Lisa Hotel Surabaya yang diduga menjadi korban pemukulan pilot Lion Air AG (29), mendatangi Polrestabes Surabaya, Jumat (3/5/2019) malam, sekitar pukul 19.00 WIB.
Bersama pihak hotel, AR dan kuasa hukumnya melaporkan kasus pemukulan tersebut ke SPKT Polrestabes Surabaya.
Oleh polisi, AR juga sempat dimintai keterangan sekitar lima menit. Pihak kepolisian kemudian menerbitkan laporan polisi nomor STTLP/B/440/V/Res.1.6/2019/SPKT/JATIM/RESTABESSBY.
Kejadian itu terjadi pada Jumat (30/4/2019) lalu sekitar pukul 05.28 WIB di La Lisa Hotel, Jl Raya Nginden Nomor 82, Surabaya.
Saat ditanya sejumlah wartawan, AR mengaku sudah memasrahkan kasus kekerasan yang dialaminya kepada pihak kepolisian.
"Sudah tak jelaskan kepada pihak kepolisian. Saya menjelaskan tentang kejadian yang sama dengan di hotel," kata AR di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (30/4/2019).
Dugaan insiden pemukulan pegawai hotel La Lisa Surabaya oleh oknum pilot maskapai penerbangan Lion Air yang terekam dalam sebuah video, kini tengah didalami oleh Polrestabes Surabaya.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan mengatakan, pihaknya telah menerjunkan tim untuk melakukan identifikasi lokasi ke hotel yang terletak di Jalan Raya Nginden Surabaya tersebut.
Tak hanya itu, Rudi mengaku polisi juga telah melakukan pemeriksaan kepada sejumlah orang yang berada di hotel tersebut.
Berdasarkan pemeriksaan itu, Rudi menyebut telah menemukan beberapa bukti awal.
"Korban sebagaimana yang kita lihat di rekaman tersebut adalah seorang pemuda laki-laki, berinisial AR, domisili Madura, dia dipukul dua kali, ditampar pakai tangan kiri dua kali dan dipukul pakai tangan kanan dua kali," terang Rudi.
Ia juga telah mengidentifikasi siapa yang melakukan pemukulan tersebut. Hasil identifikasi, pria itu diketahui merupakan seorang pilot yang menginap di hotel tersebut.
"Kita identifikasi juga itu pilot di sebuah maskapai penerbangan swasta, jadi penerbangan ini si pilot bersama dengan enam orang kru lainnya bermalam di hotel tersebut, jadi ada pramugara dan pramugari semuanya enam, dua pramugara, tiga pramugari," ujar Rudi.
Pemukulan yang dilakukan oknum pilot itu, menurut Rudi, terjadi karena ada rasa kekecewaan terduga pelaku terhadap AR karena pelayanan yang tidak memuaskan.