Rumit dan Dangkalnya Aliran Air Sungai di Gedebage yang Sebabkan Banjir
Empat hal itu jadi penyebab jalan nasional di Gedebage selalu terendam banjir hingga lalu lintas macet berjam-jam.
Editor: Hendra Gunawan
Usai melewati jalan raya, aliran sungai ini bertemu dengan aliran Sungai Cinambo tepat di depan Gedung ESDM.
Kedua aliran ini saat bertemu mengarah ke Sungai Citarum via Sapan.
Dari depan Gedung ESDM itu, saluran air berbelok lagi ke kiri, melewati Hotel Shakti.
Sebelum Mapolda Jabar, berbelok lagi ke arah selatan menuju Sungai Citarum.
"Nah saluran yang membuang air dari Sungai Cinambo dan Pangaritan ke Sungai Citarum itu lebarnya sempit. Saat hujan deras, salurannya tidak bisa menampung debit air dalam jumlah yang banyak.
Akibatnya air di saluran itu meluber, saluran-saluran air yang kecil (selokan) tidak bisa membuang airnya ke saluran besar," ujar Rosidin (50), pemilik kios di Gedebage.
Kondisi rumitnya saluran air itu mengakibatkan air meluber ke jalan raya dari sebrang Kantor Kecamatan Gedebage hingga traffic light Gedebage.
"Jadi ini yang bikin banjir di Gedebage. Saluran airnya kecil dan dangkal.
Harusnya ada pelebaran saluran air yang menuju ke Sungai Citarum, sekaligus aliran Sungai Cinambo dan Pangaritan dikeruk lagi pasirnya supaya tidak dangkal," ujar Efendi, warga Jalan Babakan Penghulu.
Ia menambahkan, saluran air di Gedebage dengan dua sungai itu pun terlalu rumit karena jalur alirannya terlalu memutar.
"Saat alirannya tidak bisa menampung air, rendamannya meluber kemana-mana," ujarnya. (men)