Setahun Berlalu, Mertua Dita Oepriarto Masih Ingat 4 Cucunya yang Tewas Diajak Meledakkan Bom
Mertua Dita Oepriarto masih teringat empat cucunya yang tewas karena diajak meledakkam bom oleh orang tuanya setahun lalu.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Rumah bernomor 22 menghadap ke arah selatan di Blok K Perumahan Wisma Indah Jalan Wonorejo Asri Rungkut, Surabaya tampak tampilan luarnya tak lagi mencerminkan kondisi rumah yang berpenghuni.
Kondisi ini sangat kontras dibandingkan 10 deretan rumah lainnya di kompleks itu.
Terhitung, ada sekitar 8 papan triplek yang menutupi bagian depan pagar rumah.
Triplek itu tampak berwarna kusam kehitaman, permukaannya juga tak lagi rata, bahkan ada yang sudah melengkung.
Nuansa semerawut makin jelas terlihat, ketika beberapa garis pembatas police line yang bergelantungan di sudut-sudut rumah, dan sesekali melayang-layang diterpa hembusan angin yang lalu lalang.
Beberapa susunan triplek yang cuma dikaitkan menggunakan kawat besi yang terikat dengan pagar rumah, juga tampak asimetris.
Akibatnya, tersisa celah untuk memberikan pandangan mata kesempatan mengintip kondisi halaman depan rumah yang sempat dihuni Dita Oepriarto (48) dan keluarganya.
Dita Oepriarto merupakan pengebom tiga gereja di Kota Surabaya, Minggu (13/5/2018) silam.
Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara, Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna.
Tak tanggung-tanggung, dalam aksi nekatnya itu, Dita Oepriarto turut mengajak dang istri Puji Kuswati (44) dan keempat anaknya yang masih berusia belasan tahun, Yusuf Fadhil (19), Firman Halim (17), Fadhila Sari (13), dan Famela Rizqita (10).
Ketua RT 02/RW 03 Perumahan Wisma Indah Wonorejo Asri, Rungkut, Surabaya, Khorihan (67) menerangkan, kondisi rumah Dita Oepriarto seperti itu, terjadi sejak insiden minggu kelam setahun yang lalu.
Setelah diidentifikasi bahwa keenam pelaku pengeboman tiga gereja di Surabaya itu merupakan Dita Oepriarto, sang istri dan keempat anaknya, pagar bagian depan rumah dua lantai seluas 5 m x 8 m itu, langsung dipasang pembatas ‘police line’ berlapis-lapis dan terbilang haram bagi siapapun yang tak diizinkan pihak berwajib memasukinya.
"Sampai sekarang tidak ada orang yang boleh memasukinya, kecuali ahli waris (keluarga), itupun harus ada seizin kepolisian," katanya saat ditemui TribunJatim.com di rumahnya, Perumahan Wisma Indah Jalan Wonorejo Asri XII Blok M-17, Rungkut, Surabaya, Jumat (10/5/2019).
Baca: Polisi Datangi Kediaman Pria di Cimahi yang Diduga Mengancam Presiden Jokowi