Cerita PSK Kabur Lewat Pintu Rahasia Hotel Saat Dirazia Petugas Satpol PP
Buang da Cunha memimpin personel Satpol PP, namun mereka gagal menangkap ketujuh PSK. Ternyata di hotel itu tersedia dua pintu rahasia.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Pos-kupang.com, Eginius Mo’a
TRIBUNNEWS.COM, MAUMERE - Razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Sikka kesulitan menangkap tangan perempuan Pekerja Seks Komersial (PSK) yang melakukan praktik prostitusi di Hotel Bogor, Kota Maumere, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sabtu (18/5/2019) siang, Sekretaris Satpol PP Sikka, Adeodatus Buang da Cunha memimpin personel Satpol PP, namun mereka gagal menangkap ketujuh PSK.
Usut punya usut, ternyata di hotel itu tersedia dua pintu rahasia untuk kabur.
"Ada satu pintu keluar di arah barat dekat dengan eks Kantor Bank NTT. Kemudian satu pintu lainnya ke luar lewat kios di sebelah utara hotel itu. Lewat dua pintu inilah, PSK kabur," kata Sekretaris Satpol PP Sikka, Buang da kepada wartawan saat acara ‘coffee morning’ Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo dengan wartawan di rumah jabatan bupati, Selasa (21/5/2019) pagi.
Baca: Bisnis Prostitusi Anak di Sanur Terungkap, Tarifnya Rp 200 Ribu Tapi Korban Hanya Dibayar Rp 80 Ribu
Satpol PP, kata Buang da Cunha berhasil mengamakan identitas ketujuh PSK ke kantor Pol PP.
Seorang perempuan pendamping tujuh PSK yang datang menemui Buang da Cunha menyatakan PSK praktik prostitusi di Hotel Bogor mengidap HIV menyandang status ODHA (orang dengan HIV).
Dikatakannya, razia PSK ke Hotel Bogor menindaklanjuti laporan masyarakat.
Sejak Senin (20/5/2019) Satpol PP menempatkan anggota dan mobil patroli Satpol PP di depan hotel itu.
Personel bertugas selama 24 jam mengawasi aktivitas di hotel.
"Selama ini semua orang juga pada tahu seperti apa aktivitas di Hotel Bogor. Ada seorang ibu rumah tangga di Kampung Kabor temui saya mengeluhkan suaminya sering ‘jajan’ di Bogor," tegas Buang da Cunha.
Sewa Kamar Hotel Rp 200 Ribu
Tujuh orang perempuan Orang Dengan HIV/Aids (ODHA) mengidap HIV melayani jasa prostitusi di Hotel Bogor, Kota Maumere, Pulau Flores, Provinsi NTT.
Mereka menyewa kamar hotel itu Rp 200 ribu sehari mulai pukul 07.00 Wita hingga pukul 24.00 Wita.
"Mereka tidak meningap di hotel. Tetapi indekos pada salah satu rumah di Wailiti, yang lain indekos di Kota Uneng. Ada tukang ojek yang selalu siap di depan hotel antar jemput mereka," kata Buang da Cunha, kepada wartawan dalam ‘coffe morning’ Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo dengan wartawan di rumah jabatan bupati, Selasa (21/5/2019) pagi.