Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

6 Tersangka Kasus Pembakaran Polsek Tambelangan Diciduk Saat Bersembunyi di Sejumlah Ponpes

Para tersangka kasus pembakaran Polsek Tambelangan ditangkap di lokasi persembunyiannya, sejumlah pesantren di kawasan Sampang.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in 6 Tersangka Kasus Pembakaran Polsek Tambelangan Diciduk Saat Bersembunyi di Sejumlah Ponpes
Hanggara Pratama/Tribun Madura
Kondisi Polsek Tambelangan Sampang Madura yang dibakar, Kamis (23/5/2019. (TRIBUNMADURA/HANGGARA PRATAMA) 

"Isu ini sempat beredar di Pamekasan Madura di Pamekasan bisa diredam," jelasnya.

Kabar tersebut menjadi viral di kalangan masyarakat Kabupaten Sampang.

Ternyata, sebelum sempat dilakukan upaya penyelesaian secara langsung oleh pemuka agama dan tokoh masyarakat setempat, kabar tersebut justru menjadi sumbu pemantik amarah yang menggerakkan massa untuk melancarkan aksi anarkis dengan membakar Kantor Polsek Tambelangan, Sampang, Madura.

"Ketika masyarakat Toba kami bernegosiasi dengan toko Sampang tahu-tahunya masyarakat Sampangsudah melakukan pembakaran," lanjutnya.

Ia tak menyangka aksi nekat itu bakal terjadi di Kawasan Tembelangan. Padahal lokasinya, menurut Luki, cukup pelosok.

"lokasi pembakarannya itu sebenarnya jauh dari Kota Sampang naik ke pegunungan, perjalanan sekitar 1 jam jadi daerah itu cukup jauh," tandasnya.

Tambah Personel

Berita Rekomendasi

Sementara itu Polda Jatim menambah pasukan pengamanan di Sampang, Madura, Kamis (23/5/2019) untuk melakukan penjagaan pasca pembakaran Kantor Polsek Tambelangan, Sampang, Madura.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera menuturkan sekitar 300 personel tambahan dikirim ke lokasi insiden.

Remaja yang menjadi korban saat terjadi pembakaran Polsek Tambelangan Sampang Madura dan sedang dirawat di Puskesmas Tambelangan, Kamis (26/5/2019).
Remaja yang menjadi korban saat terjadi pembakaran Polsek Tambelangan Sampang Madura dan sedang dirawat di Puskesmas Tambelangan, Kamis (26/5/2019). (Hanggara Pratama/Tribun Madura)

Terdiri dari dua kompi pasukan Brigadir Mobil (Brimob) dan satu kompi pasukan Satuan Samapta Bhayangkara (Sabhara).

"Pasukan itu kami bagi dari Polres Pamekasan, mereka akan stanby di sana," kata Kombes Pol Frans Barung Mangera saat ditemui awak media di ruangannya, Kamis (23/5/2019).

Meski bangunan polsek terbilang luluh lantah, beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.

"Tidak ada korban jiwa, hingga saat ini kondisinnya sudah aman di sana," lanjutnya.

Pagi tadi sekitar pukul 09.00 WIB, Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan, Pangdam V Brawijaya Mayor Jenderal TNI R Wisnoe Prasetja Boedi, dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa akan bertolak ke Sampang, Madura.

Menurut Kombes Pol Frans Barung Mangera, mereka akan meninjau langsung lokasi insiden dan meminta keterangan langsung pada tokoh masyarakat setempat.

"Semoga kami menemukan titik terang, ini bukan negara barbar, ini negara hukum," harapnya.

Barung tak habis pikir, mengapa polisi yang menjadi sasaran amukan massa yang berjumlah sekitar 200 massa.

Kabid Humas Polda Jatim Frans Barung Mangera saat menjelaskan fakta penyelidikan terbaru soal mayat tanpa kepala dalam koper di Blitar, Sabtu (6/4/2019). TRIBUNJATIM.COM/LUHUR PAMBUDI
Kabid Humas Polda Jatim Frans Barung Mangera saat menjelaskan fakta penyelidikan terbaru soal mayat tanpa kepala dalam koper di Blitar, Sabtu (6/4/2019). TRIBUNJATIM.COM/LUHUR PAMBUDI (Tribunjatim.com/Luhur Pambudi)

"Kami heran kenapa kok polisi sasarannya, masih kami selidiki, 200 orang kok bisa datang membakar polsek," gumamnya.

Temuan Senjata

Dampak kerusuhan yang terjadi pada Rabu (22/5/2019) di beberapa wilayah Jakarta merembet hingga ke Jawa Timur.

Kericuhan massa juga terjadi di beberapa titik bagian wilayah Indonesia lainnya.

Salah satunya terjadi di sekitar Mapolres Pamekasan pada hari yang sama, Rabu (22/5/2019).

Massa melempari petugas kepolisian yang saat itu tengah mengamankan aksi demo.

Selain itu, massa semakin beringas saat mendapat informasi terkait salah satu peserta aksi yang tewas karena tertembak.

Polisi terpaksa menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.

Sejumlah peserta aksi berhasil diamankan polisi.

Berikut rangkuman peristiwa lengkap kerusuhan di Pamekasan seperti dikutip dari tribunjatim:

1. Tolak Hasil Pemilu

Ratusan orang dari berbagai wilayah di Pamekasan mendatangi kantor Polres Pamekasan, Rabu (22/5/2019).

Sebelum menuju Polres Pamekasan, massa berkumpul di Monumen Arek Lancor dan Masjid Agung Assyuhada Pamekasan.

Berdasarkan pantauan di lapangan, massa datang membawa sejumlah barang dan benda, antara lain bambu runcing, kayu balok, batu, dan senjata tajam seperti celurit.

Aksi massa tersebut dilakukan karena merasa kecewa dengan hasil Pemilu 2019 dan menolak pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin menjadi pemenang.

"Aspirasi itu akan kami sampaikan secepatnya ke Mabes Polri. Kami minta masyarakat agar tenang," ungkap Kapolres Pamekasan, AKBP Teguh Wibowo, seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (22/5/2019).

Kondisi Polsek Tambelangan, Sampang, Madura yang luluh lantak usai dibakar massa, Rabu (22/5/2019) malam.
Kondisi Polsek Tambelangan, Sampang, Madura yang luluh lantak usai dibakar massa, Rabu (22/5/2019) malam. (Hanggara Pratama/Tribun Madura)

2. Kantor Polsek Tambelangan Sampang Dibakar

Insiden tidak hanya terjadi di wilayah Pamekasan, Madura.

Kantor Polsek Tambelangan, Sampang, Madura, juga menjadi sasaran.

Kantor Polsek Tambelangan, Sampang, Madura, dikabarkan dibakar massa, Rabu (22/5/2019) malam.

Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 22.00 WIB.

Namun hingga saat ini, belum diketahui penyebab Kantor Polsek Tambelangan dibakar massa.

Informasi yang berhasil dihimpun TribunMadura.com, Kantor Polsek Tambelangan terbakar karena ulah massa dari masyarakat setempat.

Massa yang diperkirakan mencapai ratusan orang tersebut membakar Kantor Polsek Tambelangan sekitar pukul 22.00 WIB.

Seorang warga setempat, Visi membenarkan jika Polsek Tambelangan dibakar massa.

"Massa dari Desa Birem, Kecamatan Tambelangan," ujarnya.

Kondisi Polsek Tambelangan Sampang Madura yang dibakar, Kamis (23/5/2019. (TRIBUNMADURA/HANGGARA PRATAMA)
Kondisi Polsek Tambelangan Sampang Madura yang dibakar, Kamis (23/5/2019. (TRIBUNMADURA/HANGGARA PRATAMA) (Hanggara Pratama/Tribun Madura)

Kemudian ia menjelaskan, massa yang membakar Polsek Tambelangan diperkirakan berjumlah sekitar ratusan orang.

"Banyaknya massa yang membakar membuat api cepat membesar, sehingga bangunan rata dengan api," jelasnya.

Visi menambahkan, satu unit mobil dan tiga sepeda motor di Polsek Tambelangan juga ikut terbakar bersamaan dengan bangunan.

"Saat ratusan massa menyerang, pihak kepolisian dari polsek tidak ada di lokasi," tandasnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi kepada Kapolres Sampang, AKBP Budi Wardiman, melalui telepon seluler, belum mendapat jawaban.

3. Bawa Senjata Tajam

Massa yang berkumpul di simpang tiga Jalan Stadion, Kelurahan Barurambat Kota bertemu dengan aparat keamanan dari Polres Pamekasan.

Aparat menahan massa agar tidak masuk ke akses jalan menuju kantor Polres Pamekasan.

Penjagaan dilakukan secara berlapis.

Satu kendaraan water canon ikut disiagakan di depan Polres Pamekasan.

Suasana kantor Polsek Tambelangan Sampang Madura seusai dibakar massa pada Rabu (22/5/2019) malam
Suasana kantor Polsek Tambelangan Sampang Madura seusai dibakar massa pada Rabu (22/5/2019) malam (tribunjatim.com)

Beberapa tokoh perwakilan massa, masuk ke dalam kantor Polres Pamekasan.

Mereka diterima oleh Kapolres Pamekasan, AKBP Teguh Wibowo.

Sebagian massa berteriak meminta agar Jokowi didiskualifikasi oleh Bawaslu.

Tampak massa datang membawa sejumlah barang dan benda.

Di antaranya bambu runcing, kayu balok, batu, dan senjata tajam seperti celurit.

4. Salawat Tak Meredakan

Seolah semakin mencekam, suasana panas sempat terjadi ketika ada pembacaan selawat oleh anggota Polres Pamekasan.

Massa yang awalnya hanya sesekali melempar batu, kayu, dan botol kaca ke arah polisi, menjadi semakin bertubi-tubi melakukan pelemparan.

Baca: Kisah Tukang Cukur di Denpasar Bergaji Rp 9 Juta, Kini Sudah Bisa Beli Tanah di Kampungnya

Pembacaan selawat baru dihentikan setelah massa semakin beringas melempari mobil berisi pengeras suara dan mobil water canon.

"Itu bukan orang yang baca selawat tapi kaset. Serbu!" teriak salah satu massa sambil melemparkan kayu.

5. Fasilitas Umum Dirusak

Dikutip dari Kompas.com, AKBP Teguh Wibowo sempat mengimbau massa agar tidak membuat kerusuhan.

Saat kejadian tersebut, beberapa fasilitas umum mengalami kerusakan antara lain pot bunga yang dipasang oleh Pemkab Pamekasan di sepanjang Jalan Kesehatan.

Mobil water canon milik polisi akhirnya dikerahkan dan menyemburkan air ke kerumunan massa.

Massa kemudian bubar menuju dua arah jalan yang berbeda.

Sebagian massa lari ke Jalan Kesehatan dan sebagian lainnya lari ke arah selatan Kantor Polres di Jalan Stadion.

Tembakan gas air mata, juga diarahkan ke kerumunan massa yang terus melempari polisi.

Polisi juga mengejar massa ke arah barat dan mengamankan beberapa peserta aksi yang tidak bisa melarikan diri.  (Tribunjatim)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas