6 Tersangka Kasus Pembakaran Polsek Tambelangan Diciduk Saat Bersembunyi di Sejumlah Ponpes
Para tersangka kasus pembakaran Polsek Tambelangan ditangkap di lokasi persembunyiannya, sejumlah pesantren di kawasan Sampang.
Editor: Dewi Agustina
KH Buchori Maksum juga mengungkapkan kekecewaannya terkait kasus itu.
Ia tak menyangka massa bisa berbuat nekad, padahal, para ulama di MUI Sampang sudah sejak awal memberikan edukasi dan arahan terkait dinamika Pemilu 2019.
"Kami harapkan polisi bisa mencari aktor-aktornya atau yang membantu aktor itu, sehingga dapat diproses sesuai dengan hukum di negara kita," katanya.
Kapolda Jatim menyatakan silaturahmi dan pertemuan itu sangat membantu dalam penuntasan kasus pembakaran Polsek Tambelangan.
"Kami sangat dibantu oleh para kiai, ulama dan habib," katanya.
Tak Terkait Pemilu
Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan memastikan, tindakan anarkis yang berujung pada pembakaran Kantor Polsek Tambelangan, Rabu (22/5/2019) malam bukan karena Pemilu 2019.
"Ternyata kejadian ini tidak ada kaitannya langsung dengan peristiwa Pilpres," ujar Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan kepada awak media di depan Gedung Tribrata Mapolda Jatim, Kamis (23/5/2019).
Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan mengungkapkan, sebab utama tindakan anarkis dari ratusan massa di kawasan Tambelangan, Sampang, Madura itu, dipicu kesalahpahaman menerima berita hoaks.
"Motifnya juga masih belum jelas," ujarnya.
Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan menerangkan, massa aksi tersulut emosinya setelah mendapat kabar dari sebuah media sosial yang datangnya dari rekannya yang ada di Jakarta.
Dalam informasi tersebut, salah seorang tokoh agama mereka, yang turut dalam aksi 22 Mei tersebut, dikabarkan sedang terjebak di tengah kerumunan massa tepatnya di Jalan Thamrin Jakarta.
"Dalam berita yang mereka terima, tokoh agama itu minta dikirimi doa karena tidak bisa keluar dari sana karena terhalang massa," katanya.
Menurut Luki, kabar tersebut memang sudah beredar di tengah masyarakat Kabupaten Pamekasan.