Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Kabupaten Padanglawas Diterkam Harimau Saat Usai Buka Puasa di Depan Rumah

Ketika melihat kerumunan warga datang, harimau tersebut langsung berlari masuk ke dalam hutan

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Warga Kabupaten Padanglawas Diterkam Harimau Saat Usai Buka Puasa di Depan Rumah
VIA Indianexpress
Ilustrasi harimau 

Laporan wartawan Tribun Medan M.Andimaz Kahfi

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -  Faisal (45) yang merupakan warga Desa Pagaranbira, Kecamatan Sosopan, Kabupaten Padanglawas (Palas) diterkam hewan belang tersebut usai berbuka puasa pada Minggu (26/5/2019) kemarin sekitar pukul 19.15 WIB.

Korban saat itu selesai berbuka puasa dan menikmati kopi di depan rumahnya tiba-tiba diterkam harimau dari belakang.

Terkait peristiwa tersebut, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, Hotmauli Sianturi saat di konfirmasi membenarkan adanya peristiwa itu.

"Korban mengalami luka di leher akibat serangan Harimau tersebut kemudian berteriak minta tolong," kata Hotmauli, Senin (27/5/2019).

"Warga yang mendengar teriakannya kemudian menghampiri rumahnya," sambungnya.

Lebih lanjut, Hotmauli menjelaskan bahwa ketika melihat kerumunan warga datang, harimau tersebut langsung berlari masuk ke dalam hutan.

Berita Rekomendasi

Masyarakat yang melihat korban mengalami luka, kemudian membawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.

Baca: Jenazah Amril Korban Terkaman Harimau Dibawa ke Sambas

"Hari ini sekitar pukul 14.00 WIB, kita akan rilis peristiwa warga yang diterkam harimau di Kantor BBKSDA," tutup Hotmauli. 

Sebelumnya seorang warga Desa Siraisan, Ulu Barumun, Kabupaten Padanglawas, ditemukan tewas di kebun, Jumat (17/5/2019) pagi.

Diduga korban dimangsa binatang buas.

Keluarga korban melaporkan kepad perangkat desa bahwa Abu Salib Hasibuan  tidak pulang dari kebunnya.

Kepala desa lantas memerintahkan warga untuk melakukan pencarian menggunakan sumber daya seadanya.

Sekitar pukul 02.30 WIB,  korban Abu Salib Hasibuan telah meninggal dunia di kebun Braji Hasibuan dengan kondisi bagian tubuh yang terpisah-pisah. 

Rumah sakit menyimpulkan bahwa Abdul tewas akibat serangan binatang buas, diduga harimau.

"Benar ada kejadian itu. Di desa Siraisan kejadian ini baru pertama kali terjadi. Kita turut berdukacita untuk keluarga korban Karena tidak ada yang menginginkan kejadian seperti ini terjadi," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), Hotmauli Sianturi, Jumat (17/5/2019).

Baca: Lagi BAB Dekat Rumah, Seorang Pria Tewas Disergap Macan Tutul

Sianturi mengatakan, pihaknya sedang berusaha melacak pergerakan harimau.

"Kami mengimbau kepada masyarakat, usahakan pulan dari ladang sebelum pukul 5 sore. 

Usahakan jangan sendiri, kalau bisa 3-4 orang. Apalagi kalau jauh dari permukiman," tutupnya.

Kepala Bidang BBKSDA Wilayah III Padangsidimpuan, Gunawan Alza mengatakan timnya baru saja bergerak ke lokasi dengan membawa beberapa kelengkapan seperti kandang, senapan bius dan lainnya setelah mendapatkan informasi dari pihak kepolisian pada Jumat (17/5/2019) siang.

"Rekan-rekan sedang meluncur ke sana. Apakah itu karena harimau, nggak tahu juga. Kan dugaan seperti itu. Makanya kawan-kawan menuju lokasi," katanya.

Ia menjelaskan daerah tersebut masuk dalam Resort Barumun III.

Serangan harimau terhadap manusia kembali terjadi di Kecamatan Pelangiran, Indragiri Hilir (Inhil), Riau, Sabtu (10/3/2018), malam.

Kali ini yang menjadi korban yakni warga Desa Pulau Muda Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Yusri Efendi (34).

Baca: SDA Minta Maaf Sebar Hoaks Brimob dari China. Briptu Raja: Saya Brimob Sumatera Utara

Yusri diterkam harimau di Simpang Kanan Dusun Sinar Danau, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).

Kejadian berlangsung pada Sabtu (10/3/2018) sekitar pukul 19.00 WIB.
Jenazah sudah disemayamkan di Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti. 

Penyerangan satwa liar yang menimbulkan korban jiwa itu berawal saat Yusri bersama temannya Rusli (41), Indra (26), dan Syahran (41) sedang bekerja membuat bangunan sarang burung walet di RT 038 Simpang Kanan Dusun Sinar Danau, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Inhil.

Setelah bekerja selama dua jam, mereka melihat harimau sumatera berada di bawah bangunan yang sedang dikerjakan.

"Informasi yang kami peroleh, mereka terkejut dan menunggu hingga harimau itu pergi dari sekitar lokasi pekerjaannya," beber Kepala Polsek Teluk Meranti, Iptu Edy Harianto, kepada tribunpelalawan.com, Minggu (11/3/2018).

Selanjutnya sekitar pukul 18.25 WIB, korban dan para saksi memastikan bahwa binatang buas itu tidak ada lagi di bawah bangunan dan diperkirakan sudah menghilang.

Baca: Begal di Jalur Mudik Aceh-Medan Dilumpuhkan Polisi

Mereka turun ke bawah dan hendak pulang ke rumah tempat menginap.

Setelah berjalan sejah 250 meter dari bangunan walet, tiba-tiba harimau sumatera tersebut muncul dari arah depan.

Mereka terkejut berlari menyelamatkan diri.

Setelah suasana tenang, para saksi memanggil nama masing-masing sambil bersahutan.

Ketika nama korban dipanggil tidak ada jawaban meski sudah berkali-kali.

Mereka sempat mencari korban tapi tidak ketemu.

Akhirnya para saksi meminta pertolongan kepada warga Dusun Sinar Danau Desa Tanjung Simpang.

Para saksi berhasil dievakuasi masyarakat dengan menggunakan perahu kecil.

Selanjutnya para saksi bersama dengan warga berusaha mencari korban.

Sekitar pukul 19.30 Wib korban berhasil ditemukan di atas tanaman kumpai atau tanaman sejenis rumput yang terdapat di atas sungai dalam keadaan meninggal dunia.

Pada bagian tengkuk korban mengalami luka akibat terkaman harimau.

"Personil Polsek Pelangiran bersama dengan Tim BBKSDA Propinsi Riau melakukan oleh TKP dan membawa korban ke Klinik KPP Pulai PT.THIP untu dilakukan Visum," jelas Kapolsek Edy.

Dari hasil visum diketahui korban meninggal dunia karena mengalami pendarahan luka robek karena diterkam oleh harimau.

Selanjutnya jenazah korban dibawa ke Desa Pulau Muda dan diserahkan kepada pihak keluarga.

Kasus Jumiati

Sebelum Yusri Efendi (34) warga Desa Pulau Muda Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan, juga ada Jumiati (33), yang jadi korban penyerangan harimau di Kecamatan Pelangiran Kabupaten Inhil.

Seperti diberitakan sebelumnya, seekor harimau menyerang Jumiati menyerangnya saat sedang berkerja di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State PT. THIP Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran Kabupaten Inhil, Rabu (3/1/2018) sekira pukul 10.00 WIB.

Jumiati sempat mencoba menyelamatkan diri.

Setelah bergumul selama 15 menit, binatang buas tersebut akhirnya mencengkram bagian belakang leher korban.

Jenazah Jumiati setelah diserang harimau di lokasi kerjanya. (istimewa)

Harimau juga memakan paha korban, hingga akhirnya korban meninggal dunia di TKP.

Kapolres Inhil AKBP Christian Rony Putra, S.I.K, M.H, melalui Kapolsek Pelangiran Iptu Muhammad Rafi mengisahkan, korban Jumiati bersama 2 orang rekannya Yusmawati (33) dan Fitriyanti (40) sedang melakukan pendataan pohon sawit yang terserang hama ganoderma.

Saat itulah ketiganya rekan kerja yang tengah syik bekerja tiba - tiba dikejutkan dengan kehadiran seekor harimau.

 Namun dari arah depan harimau itu kembali muncul.

Jumiati dan kedua rekannya, mencoba menyelamatkan diri dengan memanjat pohon sawit berbeda.

Karena ketakutan, Fitriyanti terjatuh ke dalam lumpur dan langsung berhadapan dengan harimau.

“Tak disangka, harimau itu malah berlari dan melompati korban Jumiati, yang ada di atas pohon sawit. Kaki korban digigit, sehingga Jumiati terjatuh,” ujar Kapolsek mengisahkan. (Mak/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas