Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rofik Berhubungan dengan Jaringan ISIS Gunakan Media Sosial Facebook

Sebelum melancarkan aksinya, pelaku telah berlatih membuat bahan peledak yang diledakkan di persawahan belakang rumahnya

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Rofik Berhubungan dengan Jaringan ISIS Gunakan Media Sosial Facebook
Instagram/lensasolo
Video rekaman CCTV detik-detik bom bunuh diri di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, meledak, Senin (4/6/2019) malam. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Jamal A. Nashr

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Rofik Asharudin (22), pelaku pemboman di Pos Pengamanan Polisi Kartasura Kabupaten Sukoharjo ternyata telah berbaiat dengan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) sejak 2018 lalu. 

Pelaku menjalin komunikasi dengan jaringan ISIS menggunakan media sosial Facebook.

Bahkan,  ia sempat mengajak keluarganya untuk bergabung namun ditolak.

Setelah resmi berbaiat dengan ISIS, pelaku diajari membuat bahan peledak melalui media sosial.

"Ia juga menerima doktrin tentang ajaran kekerasan dalam beragama," kata Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel di kantornya, Rabu (5/6/2019).

Sebelum melancarkan aksinya, pelaku telah berlatih membuat bahan peledak yang diledakkan di persawahan belakang rumahnya.

Berita Rekomendasi

Sebagian juga ia bagi untuk anak-anak tetangganya.

Baca: Soal Bom Bunuh Diri Sukoharjo, Kapolri : Sementara Kami Simpulkan Ini Serangan Lonewolf

Ketika diperingatkan orangtuanya, ia mengaku hanya membuat petasan.

"Dan akhirnya membuat bom yang digunakan untuk meledakkan kemarin," ujar Rycko.

Kapolda menyebut, Rofik menjalankan aksinya secara sendiri.

Ia tidak termasuk dalam kelompok teroris yang telah lama eksis di Indonesia.

Pelaku beraksi sesuai instruksi sosok yang ia anggap imam di ISIS melalui media sosial.

"Apa yang terjadi di Pospam itu merupakan pelaku tunggal, lone wolves, tidak memiliki jaringan. Dia sendiri, berbaiat sendiri, dia belajar juga sendiri dan melakukan tindakan itu sebagai suatu tindakan amaliyahnya," sebutnya.

Baca: Jokowi Direncanakan Rayakan Hari Raya Idul Fitri di Solo

Rycko mengatakan, pelaku membuat bahan peledak tersebut bermodalkan uang hasil meminta dari orang tuanya.

Setelah terkumpul, uang itu digunakan untuk berlatih dan membuat bom yang diledakkan di Pospam Kartasura, Senin (3/6/2019) malam.

Berdasarkan ledakan yang ditimbulkan dan barang bukti yang diamankan oleh polisi.

Bom yang diledakkan pelaku berjenis low explosive.

Bahan yang digunakan merupakan black powder.

Mantan Gubernur Akpol tersebut mengatakan, barang bukti yang diamankan di lokasi kejadian memiliki kesamaan dengan yang disita dari rumah Rofik.

Baca: Soal Bom Bunuh Diri di Kartasura, Jusuf Kalla: Masyarakat Sudah Terbiasa dengan Hal-hal yang Sulit

Hal tersebut menguatkan dugaan bahwa, Rofik merupakan korban tunggal sekaligus pelaku kejadian di malam terakhir Ramadan lalu.

"Sasarannya anggota polisi.

Kepada seluruh masyarakat di Jateng supaya tetap tenang dan insyaallah kami akan terus tingkatkan pengamanan," ucapnya.

Saat ini, pelaku tengah menjalani pemeriksaan oleh penyidik.

Sebelumnya ia sempat dirawat di tiga rumah sakit berbeda yaitu RS PKU Muhammadiyah Surakarta, RSUD dr Moewardi, dan RS Bhayangkara Prof Awaloedin Djamin Semarang.

"Pelaku sedang dalam pemeriksaan di Polda Jateng.

Kondisinya sudah baik, lukanya karena ditaruh di tas pinggang sebelah kanan jadi yang luka ya tubuh bagian kanan," katanya. (Tribun Jateng/jam)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas