Saat Anak-anak Pulau Lanjukang Belajar Mengenal Huruf Dengan Kail
Jaraknya kurang lebih 40 km dari bibir Pantai Losari atau tiga jam perjalanan dengan perahu jolloro dari Dermaga Kayubangkoa, Makassar.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Pulau Lanjukang adalah salah satu pulau terluar di Kota Makassar.
Jaraknya kurang lebih 40 km dari bibir Pantai Losari atau tiga jam perjalanan dengan perahu jolloro dari Dermaga Kayubangkoa, Makassar.
Pulau ini hanya diisi oleh 14 kepala keluarga dengan mata pencaharian adalah nelayan.
Akses ke pulau ini terbilang sulit. Selain karena berada di tengah lautan, sewa perahu untuk ke pulau ini terbilang cukup mahal untuk masyarakat kebanyakan.
Karena jauhnya jarak dari pulau ke pulau-pulau lainnya di sekitar Pulau Lanjukan, menyebabkan sebagian besar anak-anak di pulau ini tidak mengenyam pendidikan secara maksimal.
Baca: Tanggapan Tak Biasa Addie MS Soal Bangkrutnya Kevin Aprilio yang Sempat Ingin Bunuh Diri
Baca: Lagi Kasmaran, Pria Ini Kena Diabetes Karena Sering Minum Kopi di Minimarket si Pujaan Hati
Baca: 10 Rangkuman Hasil Sidang MK, Tim Prabowo Minta Maaf, Hakim MK Sebut Allah, Baginda dan Situng
Baca: Beri Sumbangan ke Pengamen Jalanan Kini Bisa Pakai GO-PAY
Tak heran banyak di antara mereka yang buta huruf.
Ada juga yang hanya mengenyam pendidikan hanya sampai sekolah dasar.
Setelah itu, mereka membantu orangtuanya mencari ikan di laut.
Melihat fenomena ini, sejumlah mahasiswa Unhas yang tergabung dalam Program Kreativitas Masyarakat (PKM) mendatangi pulau tersebut dan menyelenggarakan pendidikan luar sekolah selama kurang lebih sepekan.
“Kami merasa prihatin dengan kondisi anak-anak di Lanjukang. Sebagian besar dari mereka tidak bersekolah.
Bahkan banyak di antaranya yang buta huruf alias tidak mengenal huruf,” kata Wildayati, salah seorang anggota tim PKM dari Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas.
Para mahasiswa ini terdiri dari Nur Yanti Pangloli (FIKP/2015), Aisyah Humairah Jibril (FIKP/2015), Andi Risang Qinthar Latunra (FIB/2015), Giovanni Tri Hadi Wibowo Budiardjo (Pertanian/2015), dan Wildayati Khairiyah Syamsuddin (FIKP/2016) membuat inovasi Metode Pancing:Sistem Eliminasi Buta Aksara Untuk Pembelajaran Membaca Dini Bagi Anak Pra-Sejolah di Pulau Terluar Sulawesi Selatan.
Mereka melibatkan anak-anak putus sekolah dengan melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) dan pendampingan.
Anak-anak diajari mengenal huruf sambil bermain menggunakan mainan yang dekat dengan kehidupan mereka seperti kail dan ikan mainan.(Wahyu Susanto)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Anak Pulau Lanjukang Belajar Kenal Huruf Menggunakan Kail,
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.