Setelah Sunan Kuning, Lokalisasi Gambilangu Semarang Juga akan Ditutup
Setelah melakukan sosialisasi penutupan lokalisasi Sunan Kuning, Satpol PP Kota Semarang bergeser membahas terkait penutupan lokalisasi Gambilangu
Editor: Sugiyarto
Sejauh ini, tidak ada gejolak dari warga terkait rencana penutupan tersebut.
Hanya saja, mereka menginginkan pemerintah tetap mengizinkan warga untuk membuka karaoke.
"Kalau penutupan prostitusi kami setuju saja karena itu imbauan pemerintah, tapi kami harap karaoke tetap bisa buka.
Yang wilayah Kendal kami harap juga begitu, karena jika tidak sama akan menimbulkan kecemburuan," tegasnya.
Diakuinya, sejak dirinya berada di Gambilangu tahun 1980, tempat tersebut memang terkenal dengan bisnis prostitusi.
Namun, beberapa tahun terakhir ini, prostitusi di kawasan Gambilangu sudah jarang ditemui, bahkan sudah tutup.
Hal ini disebabkan lantaran para tamu sangat jarang mengunjungi Gambilangu.
Saat ini, mayoritas warga hanya membuka tempat karaoke saja.
"Prostitusi di Gambilangu sudah tidak ada karena tidak ada tamu yang datang.
Kalau ada tamu kalau mau ya pasti dilayani tapi sejauh ini sepi, dari 86 wisma, paling yang buka hanya 12, kalau saat akhir pekan paling hanya 23 rumah," bebernya.
Kaningsih menambahkan, saat kawasan Gambilangu masih ramai dikunjungi para tamu, jumlah WPS mencapai 174.
Mayoritas mereka berasal dari luar daerah seperti Bandung, Wonogiri, Jepara, dan lainnya.
Kini jumlah tersebut semakin berkurang dan masih menyisakan 140 WPS yang saat ini sebagai pemandu karaoke (PK).
Selain disebakan sepinya tamu yang datang, jumlah WPS berkurang seiring adanya berbagai pelatihan keterampilan dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang.