Puluhan Tahun Mbah Atmo Wiyono Manfaatkan Limbah Kertas Bekas untuk Buat Mainan Tradisional
Mbah Atmo Wiyono merupakan satu dari segelintir perajin mainan tradisional anak di Dusun Pandes, Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul
Editor: Sugiyarto
Mbah Atmo sendiri sudah puluhan tahun menjaga "warisan leluhur" itu supaya tetap ada dan lestari.
Keterampilan membuat mainan tradisional anak-anak itu Ia peroleh turun temurun dari sang Ibu.
Tahun pastinya lupa. Ia hanya menyebutkan mulai membuat dolanan tradisional sejak tahun "gegeran Londo."
"Sudah puluhan tahun. Sejak saya masih kecil, diajari Ibu membuat mainan ini," ujar Mbah Atmo, mengenang.
Dikatakan, zaman dimana permainan tradisional masih banyak peminatnya, Mbah Atmo mengaku sempat berjualan keliling menuju pasar - pasar tradisional.
Seperti ke Mangiran, Barongan hingga pasar Godean Sleman.
"Jualan keliling jalan kaki. Berangkat dari rumah jam 01.00 malam. Kadang juga jam 03.00 malam. Sekarang sudah tua. Dirumah saja," tuturnya, lalu terkekeh.
Kini, dirumah sederhana, Mbah Atmo membuka semacam showroom kecil dan berisikan sejumlah mainan tradisional yang merupakan hasil dari buah tangannya.
Mainan tradisional kreasi dari Mbah Atmo itu dijual dengan harga yang relatif murah.
Misalkan saja otok-otok, dijual dengan harga Rp3 ribu. Wayang kertas Rp10 ribu dapat tiga.
Ada pula Angkrek, kurungan, kitiran dan kluntungan, yang masing-masing dihargai Rp2.500.
Meski dijual murah nyatanya tidak setiap hari mainan tradisional ini laku terjual.
Kata Mbah Atmo, pembeli biasanya datang dari guru yang mengajak anak-anak sekolah datang ke rumahnya.
"Itu pun tidak setiap hari. Kadang seminggu sekali. Kadang juga sebulan sekali," ujar dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kerajinan Dolanan Tradisional Buatan Mbah Atmo Wiyono Manfaatkan Limbah Kertas Bekas, https://jogja.tribunnews.com/2019/06/23/kerajinan-dolanan-tradisional-buatan-mbah-atmo-wiyono-manfaatkan-limbah-kertas-bekas?page=all.