Perjuangan Sulami si Manusia Kayu Asal Sragen, Agar Bisa Makan Sendiri Pakai Tongkat Garpu
Hidup Sulami "Manusia Kayu" dari Selorejo Wetan, Kedawung, Sragen memang penuh perjuangan. Bahkan untuk makan pun ia berjuang.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ryantono
TRIBUNNEWS.COM, SRAGEN - Hidup Sulami "Manusia Kayu" dari Selorejo Wetan, Kedawung, Sragen memang penuh perjuangan.
Bahkan untuk makan pun Sulami kesulitan.
Kondisi tubuh Sulami yang tidak memungkinkan sendinya bergerak bebas membuat dia kesulitan untuk makan.
Keluarganya harus mengangkat Sulami berdiri untuk sekedar Sulami menikmati makanan.
Sulami memiliki "garpu khusus" yang disambung dengan tongkat untuk dirinya makan.
Baca: Apa Kabar Sulami si Manusia Kayu yang Sempat Bikin Heboh? Begini Kondisinya Sekarang
Baca: Trik Agar Makeup Tidak Mudah Luntur Saat Banyak Aktivitas ala Beauty Vlogger Tasya Farasya
"Kalau pakai kuah harus di dulang (suapi) kalau garingan (tanpa kuah) bisa sendiri biasanya," tutur Adik Sulami, Susi Lowati (25) pada Tribunsolo.com, Selasa (25/6/2019).
Sebenarnya beberapa tahun lalu ada yang menjanjikan untuk membuat kasur berdiri namun sampai saat ini tidak terealisasi.
"Kasur itu belum terealisasi sampai sekarang dan bagaimana kabarnya tidak tahu," kata Susi pada Tribunsolo.com.
Dijelaskan Susi, memang sampai saat ini kondisi kakaknya, Sulami belum ada kemajuan sampai saat ini.
"Dulu memang saat heboh banyak yang datang kalau sekarang sudah jarang yang datang kesini lihat kondisi mbak Sulami," papar Susi.
Susi berharap kondisi kedepannya lebih baik lagi untuk keluarganya dan kondisi Sulami.
Baca: Polisi Bebaskan Pelawak Nurul Qomar karena Sakit Asma
Hidupnya Masih Kekurangan
Ekonomi keluarga Sulami "Manusia Kayu" dari Selorejo Wetan, Kedawung, Sragen masih kesulitan.
Adik Sulami, Susi Lowati (25) mengatakan, kondisi keluarganya sampai saat ini memang masih kekurangan.
"Kalau orang liat sekarang ini memang rumah sudah dibangun tapi itu bantuan dulu, saya dan suami kerja serabutan," kata Susi pada Tribunsolo.com, Selasa (25/6/2019).
"Apalagi kebutuhan Pampers dan Tisu basah mbak Sulami juga banyak sehari 3-4 karena tidak beranjak dari tempat tidur," terang Susi.
Baca: Terjerat Narkoba Saat Sang Anak Sakit, Jerry Aurum Minta Maaf, Denada Sedih Belum Bisa Menjenguk
Dia bercerita uang bantuan untuk kakaknya 2 tahun yang lalu saat ini sudah habis untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Sebenarnya hasil tas buatan Sulami juga pernah dijajakan namun hasilnya juga tidak seberapa.
"Kerajinan buatan mbak Sulami dijual mulai Rp 7 ribu sampai Rp 125 ribu tapi tidak selalu terjual," papar Susi.
Kadang untuk makanan ada mertua Susi yang membantu memberikan beras setiap bulannya.
"Saya dan suami kerja serabutan kadang kalau ada yang nyuruh nyuci ya berangkat," kata Susi.
Susi mengaku tidak bisa banyak keluar rumah lantaran harus menjaga kakaknya, Sulami apalagi sejak neneknya, Ginem meninggal.
(*)